Dedi Mulyadi Kritik Sistem Rekrutmen ASN: Minim yang Mampu Bekerja!

JABARNEWS | BANDUNG – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengkritisi sistem rekrutmen ASN atau Aparatur Sipil Negara yang berbasis digital.

Menurut mantan Bupati Purwakarta ini, jika pola tersebut digunakan maka yang diuntungkan yaitu para sarjana yang baru lulus kuliah.

“Jika pola rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) selalu berbasis digital, maka kalangan fresh graduate akan diuntungkan karena ingatan mereka tentang bahan materi tes masih sangat segar,” tulis Dedi Mulyadi, seperti dikutip dari laman facebooknya, Jumat (11/6/2021).

Baca Juga:  Waspada! Bencana Tanah Longsor Masih Intai Purwakarta

Dedi Mulyadi menjelaskan, saat ini pemerintah membutuhkan tenaga kerja yang terjun ke lapangan tidak melulu di depan komputer.

“Sementara kita sangat membutuhkan tenaga yang giat bekerja dan kriteria ini ada pada para tenaga honorer dan pekerja lapangan,” jelasnya.

Baca Juga:  Singgung Kasus Timnas Indonesia vs Thailand, Pemerintah Diminta Jadi Wasit Adil di Pemilu 2024

“Tidaklah mungkin semua pegawai memegang laptop, karena kita butuh tenaga profesional lapangan,” ujar Dedi Mulyadi.

Dengan begitu, tambah dia, jika pola rekrutmen berdasarkan seleksi digital masih dilaksanakan maka pemerintah hanya akan mengangkat pegawai yang minim bekerja.

Baca Juga:  KPU Tasikmalaya Pangkas Jumlah Personel Relawan, Ini Alasannya

“Kalau pola rekrutmen terus didasarkan pada seleksi digital, maka kita akan terus mengangkat pegawai tetapi minim yang mampu bekerja,” tulisnya. (Red)