Gandeng PT Energi Sahabat Bumi, Purwakarta Berencana Kelola Sampah dengan Sistem Ini

JABARNEWS | PURWAKARTA – PT Energi Sahabat Bumi (ESB) yakni perusahaan bergerak dibidang Energi Baru Terbarukan (Renewable Energy) yang terdaftar dan berdomisili di Purwakarta, pada hari Jumat (11/06/21), melakukan audiensi dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta, membahas permasalahan sampah di setiap daerah terutama Perkotaan .

Adapun, audiensi tersebut dilakukan terkait sampah yang merupakan suatu permasalahan klasik yang menantang setiap pemangku kebijakan pemerintahan daerah dalam mengatasinya.

Dimana, pertumbuhan jumlah penduduk, kegiatan perekenomian terutama industri yang berkembang di suatu daerah memerlukan suatu pola penanganan persampahan yang tepat sasaran.

Berdasarkan hasil Kajian Manajemen Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2020, total sampah domestic yang dihasilkan di wilayah tersebut sebesar 2.320 M3/hari atau sekitar 580 Ton per hari.

Jumlah sampah yang tercatat masih dapat dikatakan lebih tinggi dan akan terus meningkat mengingat jumlah populasi penduduk Kabupaten Purwakarta sebanyak lebih kurang 962 ribu jiwa (data BPS Purwakarta tahun 2020).

Baca Juga:  Proyek Insinerator Di KBB 'Dicuekin' Perusahaan Swasta

Manajemen PT Energi Sahabat Bumi (ESB) berkesempatan pemaparan Program Inovatif dalam Pengelolaan Sampah di Kabupaten Purwakarta melalui proses produksi “Waste to RDF (Refuse Derived Fuel)” atau Bahan Bakar Baru Terbarukan (B3T) dari Proses Pengolahan Sampah yang direncanakan akan dilakukan di dalam kawasan TPA Cikalotok.

“Manajemen PT Energi Sahabat Bumi melakukan pemaparan konsep produksi Waste to RDF dengan penerapan teknologi terbaru produksi RDF yang nantinya akan mampu mengatasi permasalahan persampahan yang ada,” ujar Adhisasono, Komisaris Utama PT Energi Sahabat Bumi, dalam keterangnannya, Sabtu (12/6/2021).

Dijelaskannya RDF sendiri merupakan jenis Bahan Bakar Baru Terbarukan (B3T) yang umumnya sangat diminati oleh industri sebagai pengganti Batu Bara yang secara teknis akan lebih menguntungkan dari sisi nilai kalori dan ekonomi yang dihasilkannya.

Dalam pemaparannya, Manajemen ESB juga menyampaikan pola kerjasama kemitraan yang bersinergi dengan program pengelolaan sampah mandiri yang sudah mulai berjalan selama ini di 7 desa dari target 192 desa di Kabupaten Purwakarta, yakni Program TPS3R dan Bank Sampah.

Baca Juga:  Taman Hidroponik Lapas Purwakarta: Sayuran Kangkung Hingga Bayam Mulai Dipanen

Dimana kedepannya, selain bersinergi dengan pengolahan Sampah Organik untuk kebutuhan produksi Manggot BSF yang sudah berjalan, sisa pengolahan sampah TPS3R dan Bank Sampah yang tidak terolah akan menjadi keuntungan bagi masyarakat karena akan diserap langsung oleh ESB sebagai bahan baku produksi RDF.

Poin utama lainnya yang menjadi keunggulan program pengolahan sampah ESB adalah, bahwa dalam proses pembangunan dan produksinya, tidak akan membebankan APBD (Zero Tipping Fee) bahkan sebaliknya akan menambah nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui nilai (kontribusi) sewa lahan produksi di TPA, serta kontribusi tahunan lainnya melalui program CSR perusahaan.

Skema kerjasama yang akan dilakukan adalah investasi murni melalui skema Build Operate and Transfer (BOT) atau Bangun Guna Serah (BGS) selama minimal 20 tahun yang setelah berakhir akan menjadi aset daerah.

Baca Juga:  Tiga Daerah Di Indonesia akan Alami Suhu Udara Dingin, Ini Penyebabnya

Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, menyatakan menyambut baik program yang disampaikan, untuk kemudian selanjutnya meminta kepada Sekda dan OPD terkait agar segera menindaklanjuti program ini untuk segera terealisasi dengan memperhatikan segala aspek teknis dan regulasi terkait.

“Nantinya, akan segera membentuk Tim Teknis Khusus berdasarkan SK Bupati dalam menindaklanjuti dan merealisasikan Program ini. Diharapkan program ini mampu memberikan solusi terbaik, tepat guna dan tepat sasaran dalam mengatasi permasalahan persampahan, ditambah lagi akan bersinergi dengan program pemberdayaan masayarakat dan peningkatan nilai PAD terutama dimasa pandemic COVID-19 saat ini,” ujarnya

Ia juga berharap program ini juga diharapkan dapat menjadi Project Percontohan bagi daerah lainnya serta menjadi icon di tingkat Jawa Barat maupun skala nasional sehingga keinginan Kabupaten Purwakarta meraih Piala Adipura Tahun 2022 yang akan datang termasuk menjadi bagian Visi “Purwakarta Istimewa” bisa tercapai. (Red)