Dinilai Efektif Awasi Sungai, Begini Cara Kerja Command Center PPK DAS Citarum

JABARNEWS | BANDUNG – Satgas Citarum Harum memanfaatkan Command Center untuk memastikan program Citarum Harum berjalan sesuai harapan. Melalui Command Center atau Pusat Kendali, kerja satgas di lapangan dibantu tim balik meja yang menggunakan kamera pengawas didukung data lengkap (Big Data).

Command Center tersebut ada di Sekretariat Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai (PPK DAS) Citarum Jalan Dago, Kota Bandung. Pusat kendali ini telah beroperasi sejak 2020.

Pusat kendali yang dinamakan Command Center PPK DAS Citarum, berisi belasan monitor yang terdiri dari layar utama berukuran 6×2 meter. Layar menampilkan data-data gabungan dari monitor komputer yang berderet rapi di hadapan layar besar.

Ada juga empat ruangan yang biasa digunakan untuk kordinasi awak Satgas Citarum Harum. Dalam ruangan tersebut sekilas terdapat data kualitas air di beberapa titik DAS Citarum, ketinggian muka air Citarum, kondisi pintu Terowongan Nanjung, dan lainnya yang merupakan data yang terkait kondisi terkini Sungai Citarum.

Baca Juga:  Permen LHK No. 20/2018 Bikin Kicau Mania Majalengka Meradang

Menurut Ketua Harian Sekretariat PPK DAS Citarum Prima Mayaningtias, Command Center adalah ruangan pusat visualisasi dan integrasi data yang diperoleh melalui online, offline, maupun data internal dan eksternal. Data-data tersebut disajikan secara bersamaan di sebuah layar lebar (video wall).

“Ini adalah pusat data dan informasi Citarum, baik data publik maupun data rahasia, untuk kemudian diolah menjadi sistem pendukung kebijakan berbagai pemangku kepentingan. Termasuk Pimipinan Satuan Tugas Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum,” kata Prima, Rabu (16/6/2021).

Dia menyebut, paltform data informasi Command Center Satgas Citarum meliputi dasbor, laman internet, serta one map policy yang bersumber dari stakeholders pelaksana PPK DAS Citarum. Data tersebut dijadikan bahan monitoing dan evaluasi yang pada akhirnya untuk perbaikan program dan tercapainya tujuan Citarum Harum.

Baca Juga:  Menag Lukman Hakim Saifuddin Berikan Penghargaan Untuk Guru Madrasah Paling Menginspirasi

Prima menuturkan, kondisi eksisting aplikasi pengguna Command Center dibagi dalam berbagai aplikasi. Di antaranya dasbor penyedia data informasi berdasarkan hasil pengukuran alat pantau terkait 13 program Penanganan Satgas PPK DAS Citarum. Ini termasuk data publik.

Kemudian One Map Policy atau Satu Peta yang menyediakan data informasi berbasis kewilayahan/spasial. Selanjutnya, E-Monev-Sislaphar, yaitu alat pelaporan Satgas PPK DAS Citarum (authenticated user).

Ada lagi Onlimo yang menyediakan data informasi berdasarkan alat pantau kualitas air Citarum, serta laman dan media sosial yang merupakan data statis.

Fitur lain perangkat SPARING untuk mendeteksi saluran buang limbah cair industri. Sensor water debit and water level milik stakeholders (BPDAS, BBWS, Pusair, Badan Pengelola Waduk, dll).

Lalu CCTV dengan analitik video untuk mendeteksi ketinggian air dan timbunan sampah sungai. Kemudian fitur VTOL Drone + Wide Area Motion Imagery (WAMI) Camera, untuk pemantauan keramba jaring apung (KJA), industri, lahan kritis, DAS, dan kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga:  Bertemu Keluarga Awak KRI Nanggala-402, Jokowi Janjikan Bangun Rumah

“Untuk perangkat-perangkat tersebut kendalanya yaitu pada integrasi data dari perangkat eksisting belum maksimal. Namun saat ini kami terus lakukan penyempurnaan,” ujar Prima.

Selain itu, pihaknya pun memantau perkembangan isu di media massa terkait Citarum dengan media analitics Citarum menggunakan platform Indonesia Indicator.

Prima menambahkan, untuk e-Monev Citarum saat ini dalam tahap pengembangan. Di antaranya, aplikasi berbasis web yang digunakan untuk memonitor pelaksanaan program/kegiatan yang ada pada rencana aksi (renaksi). Kemudian memberlakukan standar kodifikasi kegiatan.

“User system adalah kementrian, Dan/Wadan Satgas, sekretariat, pokja dan OPD/SKPD terkait. Mampu memproduksi laporan perencanaan, monitoring pelaksanaan dan evaluasi program berdasarkan renaksi.

“Tahapan saat ini yaitu penyisiran kegiatan untuk proses kodifikasi dari dokumen renaksi,” tutupnya. (Red)