Ada Kerumunan Orang di Labkes, Ini Penjelasan Dinkes Kota Bandung

JABARNEWS I BANDUNG – Ramai di media sosial Facebook gambar kerumunan orang yang tak mengindahkan protokol kesehatan di UPT Laboratorium Kesehatan (Labkes) Dinas Kesehatan Kota Bandung.

Kerumunan orang itu saat masyarakat mengantre untuk melakukan swab PCR di Labkes Kota Bandung, yakni pada Senin (21/6/2021). Orang-orang mengantre dengan jarak berdekatan serta tak ada petugas yang mengatur.

Pada Rabu (23/6/2021), kondisi di Labkes Kota Bandung tampak warga yang abai protokol kesehatan saat akan tes Covid-19, meski memang tak sebanyak dalam foto kerumunan orang di media sosial.

Baca Juga:  Tuntaskan Gardu Induk Baru di Kawasan Industri Cirebon, PLN Dukung Penuh Pengembangan Perekonomian Daerah

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara membantah tidak ada pengaturan orang yang mengantre di Labkes Kota Bandung. 

“Sudah diatur terus dan mereka menunggu, lalu kami atur lagi. Banyaknya warga yang lakukan tes rapid antigen ini karena animo yang mau rapid itu tinggi,” katanya.

Ahyani Raksanagara mengaku bahwa sistem di Labkes Kota Bandung masih manual dengan dua orang petugas pengatur sedang sakit. Sementara pasien tidak dilakukan pembatasan.

Baca Juga:  Jelang Reses Dewan, Bawaslu Purwakarta Ingatkan Soal Ini

“Insya Allah sistem pendaftaran online dalam proses. Pasien kami tidak batasi, karena mereka memerlukan,” kata Ahyani Raksanagara. 

Menurut Sekretaris Dinkes Kota Bandung Anhar Hadian, kerumunan orang terjadi karena memang ada lonjakan permintaan keterangan sehat untuk kepentingan sekolah, serta adanya permintaan swab antigen dan PCR.

“Penyebab keduanya ialah ada beberapa petugas laboratorium yang terkonfirmasi positif Covid, jadi kami terlambat untuk antisipasinya. Kami akan perbaiki dengan menambah petugas pengaturan,” ujarnya.

Baca Juga:  Dalam 2 Jam Pasutri Ini Hasilkan 360 Botol Miras Oplosan

Lonjakan peserta yang datang ke laboratorium, katanya, sudah terjadi sejak seminggu ini atau ketika penerimaan peserta didik baru dimulai di sekolah-sekolah, yang mengharuskan adanya surat keterangan sehat.

“Besok kami akan atur dengan menarik meja pendaftaran lebih ke depan dan menjaga jarak tempat duduk serta antrean,” katanya. (Red)