39 Nakes Positif, RSUD Arjawinangun Kewalahan Tangani Pasien Covid-19

JABARNEWS I CIREBON – Lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Cirebon membuat RSUD Arjawinangun kewalahan untuk mengatasi penambahan pasien Covid-19 yang setiap hari terjadi.

Direktur Utama RSUD Arjawinangun, dr. J. Bambang Sumardi mengatakan saat ini pihaknya merasa kewalahan menghadapi pasien Covid-19 yang terus meningkat.

“Pasien Covid-19 di RSUD Arjawinangun meningkat tajam, kita kewalahan karena 39 Tenaga Kesehatan di RSUD Arjawinangun terpapar Covid-19,” katanya, di Kabupaten Cirebon, Jumat (25/06/2021)

Lanjut Bambang, untuk keterisian ruang Covid-19 di RSUD Arjawinangun Kabupaten Cirebon sebesar 93 persen dari jumlah total ruangan yang ada.

Baca Juga:  Kejaksaan Lakukan Penyelidikan Dugaan Korupsi di DPRD Garut

“Jumlah ruangan Covid-19 sekarang terisi 83 ruangan dari 88 ruangan yang ada,” katanya

Masih dijelaskan Dr Bambang, hingga saat ini masih terdapat 14 pasien yang terkonfirmasi positif menunggu untuk masuk ke dalam ruangan Covid-19 di RSUD Arjawinangun.

“Waiting list sekarang ada 14 orang untuk bisa dirawat di ruangan Covid-19 sambil menunggu hasil swab,” katanya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil: Duta Genre Sebarkan Virus Kebaikan

Bahkan, lanjut Dr Bambang ruang bedah sentral juga dilakukan kebijakan lockdown selama tiga hari kedepan. Karena, menurutnya terdapat 7 orang nakes disana terkonfirmasi Covid-19.

“Ada sekitar tujuh dokter diketahui terkonfirmasi positif Covid-19 di rumah sakit,” katanya.

Terpaparnya tujuh dokter itu, menurutnya, ada seorang dokter insentif datang dari Jakarta dan melakukan jaga malam bersama dengan sejumlah dokter. Dan diketahui dokter insentif itu terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca Juga:  5 Tahun Aher Tuntaskan 95% Janjinya

“Beberapa dokter yang terpapar Covid-19 itu, karena sebelumnya melakukan kontak dengan dokter insentif yang positif Covid,” katanya.

Melihat kondisi itu, pihaknya akan mengajukan kepada pemerintah Kabupaten Cirebon di mana Sarana Olahraga (SOR) Watubelah dibuka bagi lokasi isolasi guna mengatasi keterbatasan ruang Covid-19 di rumah sakit.

“Karena kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit penuh, kita mengajukan SOR Watubelah untuk jadi lokasi isolasi pasien Covid-19,” katanya. (Arn)