Heboh! Lontaran Kritik Pedas BEM UI pada Jokowi ‘The King of Lip Service’

JABARNEWS | JAKARTA – Jagat media sosial Twitter di hebohkan dengan sebuah kritik pedas dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Jokowi dicap sebagai The King of Lip Service alias Raja Membual. Kritikan itu disampaikan melalui postingan BEM UI di twitter dan mendapat respons beragam dari warganet atau netizen.

Hingga Senin (28/6/2021), hastag #TheKingOfService masih bertengger di posisi empat tarnding topik dengan sebanyak 21 ribu lebih tweet netizen.

Baca Juga:  Hot Deals: Gaet Wisatawan, Tingkatkan Ocupansi Hotel Di Kota Bandung

Dalam akun twitter resminya, @BEMUI_Official, jokowi yang di Cap #TheKingOfService tersebut lantaran didasi atas tudingan bahwa Jokori sering mengobral janji manis yang kerap tidak direalisasikan.

“Jokowi kerap kali mengobral janji manisnya, tetapi realitanya sering kali juga tak selaras. Katanya begini, faktanya begitu. Mulai dari rindu didemo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya,” tulis BEM UI melalui akun Twitter resmi @BEMUI_Official, dikutip Senin (27/6/2021).

Baca Juga:  PMII: Ungkap Tuntas Korupsi Di Kabupaten Sukabumi

BEM UI turut memuat ilustrasi beserta referensi tautan pemberitaan yang memperlihatkan kontradiksi pernyataan Jokowi.

Mereka menyoroti pernyataan Jokowi yang mengungkapkan dirinya rindu didemo dan meyakini pemerintah perlu dikontrol dengan cara didemo. Pernyataan itu disampaikan ketika Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo.

Kemudian, mereka menyinggung berbagai kejadian yang menimpa massa demonstrasi di bawah kepemimpinan Jokowi. Mulai dari tindak kekerasan terhadap massa aksi demo Omnibus Law Cipta Kerja, aksi Hari Buruh 2021, sampai Hari Pendidikan Nasional 2021.

Baca Juga:  Anda Butuh Bantuan Hukum? Datang Ke Posbakum PN Bandung

Pelemahan KPK juga disentil BEM UI dalam postingan tersebut. Jokowi, kata mereka, hanya sebatas mengobral janji manis ketika acap kali menyatakan akan memperkuat lembaga antikorupsi tersebut.

“Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk “lip service” semata,” tulis BEM UI. (Red)