Diduga Depresi, Warga Pangandaran Gantung Diri Saat Isolasi Mandiri

JABARNEWS | PANGANDARAN – Warga Dusun Burujul, Desa/Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Pria berinisial H (35) warga Dusun Burujul RT 04 RW 05 Padaherang ini bunuh diri saat sedang menjalani isolasi mandiri.

Korban diketahui tewas oleh tetangganya, Sabtu (3/7/2021) sekitar pukul 07.15 WIB dengan kondisi menggantung pada selendang di depan pintu rumahnya.

Kanit Reskrim Polsek Padaherang, Bripka Dani, menyampaikan dugaan korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran depresi.

Baca Juga:  Wisata Bali Lestari Jadi Lokasi Ajang Foto Selfi

Dani menjelaskan, korban kakinya cacat sehingga harus menggunakan jangka untuk berjalan. Karena sebelumnya, ia pernah mengalami kecelakaan.

Tambah lagi, korban terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid tes antigen, sehingga harus menjalani isolasi mandiri di rumahnya.

“Dugaan ia bunuh diri lantaran hal itu,” ujar Dani, dikutip dari Galuh.id, Minggu (4/7/2021).

Selain itu, dugaan korban nekat bunuh diri karena ayahnya (Emo Muhtar), meninggal dunia di RS Pandega Pangandaran saat mendapat perawatan karena terpapar Covid-19.

“Ayah korban meninggal pagi tadi sekitar pukul 04.00 WIB,” terang Dani.

Baca Juga:  Simak! Ini Pesan Bima Arya Untuk Pesantren di Kota Bogor Sebelum PTM

Anggota Tagana Pangandaran, Kusnadi, mengatakan bahwa korban merupakan seorang duda yang sedang isolasi karena positif Covid-19 dari hasil rapid tes antigen.

Kusnadi menerangkan berdasarkan informasi yang ia terima dari Kepala Desa setempat. Beberapa hari yang lalu, H mendapat kunjungan dari ayahnya, yakni Emo Muhtar yang sedang sakit.

Setelah mengunjungi korban, Emo lalu berobat ke sebuah klinik yang berada di Padaherang. Karena terpapar Covid-19, ia pun dirujuk ke RS Pandega Pangandaran.

Baca Juga:  Daihatsu Selenggarakan Mudik Bareng Klub Dan Jurnalis

H yang kontak erat dengan ayahnya kemudian menjalani rapid tes antigen dan hasilnya positif Covid-19. Namun, pada pagi hari pihaknya memperoleh kabar Emo meninggal sekitar pukul 04.00 WIB di RS Pandega.

“Korban (H) itu kan hidupnya sendirian. Kakinya pun cacat. Tambah lagi, ayahnya meninggal dunia. Mungkin karena tertekan, dan akhirnya mengakhiri hidup dengan cara tragis,” paparnya.

Kusnadi menambahkan, jenazah H dan ayahnya Emo Muhtar dimakamkan dengan cara protokol kesehatan Covid-19. (Red)