Mobilitas Masih Tinggi, Penyekatan Jalan di Kota Bandung Bakal Dievaluasi

JABARNEWS | BANDUNG – Meski Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat telah berjalan sepekan, mobilitas warga Kota Bandung ternyata baru menurun kurang dari 10 persen.

Hal tersebut berdasarkan pantauan mobilitas warga dari Google Traffic, Facebook Mobility, dan Night Light NASA, per 10 Juli 2021.

Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 Kota Bandung Oded M. Danial mengatakan, ada beberapa persoalan yang masih krusial di Jawa Barat termasuk Kota Bandung terkait pandemi Covid-19 ini.

“Persoalan pertama, urusan mobilitas masyarakat yang masih sangat tinggi, kemudian urusan (ketersediaan) oksigen, lalu BOR (Bed Occupancy Rate) juga paling krusial,” kata Oded dalam keterangan yang diterima, Selasa (13/7/2021).

Baca Juga:  Tak Segan, Kapolres Pangandaran Bakal Tindak Tegas Pelaku Penangkapan Baby Lobster Ilegal

Terkait mobilitas warga, Ia mengaku akan mengevaluasinya bersama dengan Polrestabes Bandung untuk mengkaji penyekatan jalan dengan cara buka-tutup yang dilakukan saat ini di ring 1, 2, dan 3.

“Saya akan berdiskusi dengan Pak Kapolrestabes, untuk dikaji (penyekatan jalan). Karena dari awal yang namanya buka-tutup jalan, Kota Bandung sudah menjadi percontohan dan sangat efektif dari dulu,” ucapnya.

“Makanya begitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Darurat, kita perlebar, tapi hasilnya malah begini. Ini perlu jadi perhatian kita,” lanjutnya.

Oded mengaku telah menginstruksikan Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna, yang juga Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung untuk mengevaluasi hal tersebut di tataran teknis.

Baca Juga:  Hendak Berburu Biawak, Dua Orang Pria di Kota Banjar Terbawa Arus Sungai Citanduy

“Nanti dievaluasi juga di tataran teknis dengan Polrestabes dalam hal ini dengan Kasatlantas dan Dishub di kita,” katanya.

Sedangkan terkait BOR Kota Bandung yang dinilai cukup tinggi, Oded menyampaikan, Kota Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat, ada banyak rumah sakit yang bukan hanya milik Pemkot Bandung, tetapi swasta dan nasional yang menjadi rujukan Rumah Sakit penanganan Covid-19.

“Karena itu, akhirnya yang datang ke (Rumah Sakit) Kota Bandung banyak yang dari luar Kota Bandung. Terlebih keseharian di Kota Bandung itu penduduknya 2,5 juta kalau malam hari, siang hari mencapai 4 juta (ditambah yang datang bekerja), ini juga berpengaruh,” jelasnya.

Baca Juga:  Gali Potensi Wisata Baru di Purwakarta, FK Fokdarwis Lakukan Hal Ini

Dari hasil Rapat Koordinasi tersebut, Oded pun akan berkoordinasi dengan sejumlah pihak untuk menyelesaikan kendala PPKM Darurat dan penanganan pandemi Covid-19 di Kota Bandung.

“Saya sudah mengobrol bersama Pak Sekda, dari hasil resume evaluasi ini. Kita akan terus mencoba berkoordinasi dengan pihak-pihak lain, khususnya urusan oksigen,” katanya.

“Tadi Pak Gubernur Jawa Barat mengatakan ada jaminan bahwa secara stok, Pemprov Jabar sudah mengupayakan memenuhi kebutuhan oksigen. Kalau ada kabupaten/kota yang membutuhkan tinggal koordinasi,” tutupnya. (Red)