Blusukan ke Bogor dan Cianjur, Ridwan Kamil: Sesekali Pemimpin Turun ke Masyarakat

LJABARNEWS | CIANJUR – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali blusukan membagikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang terdampak Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4, tapi tidak masuk dalam data penerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah.

Setelah menyalurkan bantuan kepada masyarakat Bandung Raya dan Kabupaten Bekasi, Ridwan Kamil membagikan bantuan kepada masyarakat di Kabupaten Cianjur dan Bogor pada Sabtu (24/7/2021).

Menurutnya, bantuan diberikan sebagai kepedulian Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar kepada masyarakat.

Baca Juga:  7 Bulan Tak Digaji, Pegawai DAMRI Bandung: Tolong Pak Menteri BUMN!

Selain membagikan bantuan secara langsung, dia pun menyemangati masyarakat agar tetap kuat dan bisa keluar dari situasi sulit akibat pandemi Covid-19.

“Sesekali pemimpin turun menyemangati bahwa kita punya empati, punya rasa solidaritas dan mendoakan,” kata Ridwan Kamil di Kabupaten Cianjur.

Dia menuturkan, selain di Kabupaten Cianjur, Pemda Provinsi Jabar menyalurkan bantuan kepada masyarakat di 27 kabupaten/kota di Jabar.

Ridwan Kamil juga sudah mengarahkan seluruh kepala perangkat daerah di Lingkungan Pemda Provinsi Jabar untuk memberikan bantuan sembako di 27 daerah.

Baca Juga:  Kunjungi PT Pindad, Menhan Siapkan Industri Pertahanan Tanah Air

“Hari ini 27 kota/kabupaten serentak didatangi para kepala dinas yang saya tugaskan. Karena hari ini, seluruh dinas adalah Dinas Kesehatan. Seluruh PNS adalah relawan,” ucapnya.

“Saya minta juga wali kota/bupati. Poinnya bukan soal teknis atau tidak, teknis ada Dinas Sosial yang terstruktur, tapi ini lebih kepada atensi kepada masyarakat,” tambahnya.

Di sela-sela kegiatan membagikan bantuan, Ridwan Kamil menyempatkan diri mengunjungi rumah makan di Kabupaten Cianjur. Dia membeli makanan dan membungkusnya karena selama PPKM Level 4, rumah makan dilarang melayani dine in atau makan di tempat.

Baca Juga:  Antisipasi Teroris, Pendatang Disisir

“Mereka menerapkan ketaatan luar biasa di sektor restoran yang tidak menerima dine in (makan di tempat). Jadi hanya bisa take away,” ucapnya. “Pendapatan restoran memang turun luar biasa, dari 100 persen tinggal 20 persen. Jadi ini simpati saya untuk bisnis kuliner,” tandasnya. (Red)