Masalah Covid-19 Belum Selesai, Kini Penyakit DBD Ancam Warga Kota Cimahi

JABARNEWS | CIMAHI – Permasalahan penyakit Covid-19 di Kota Cimahi belum seesai, kini muncul penyakit baru yang mengancam warga di Kota Cimahi.

Berdasarkan data, sejak Januari 2021 ada sekitar 50 orang warga Kota Cimahi yang terkena Demam Berdarah Dangue (DBD), empat orang di antaranya meninggal dunia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap penularan DBD, yang diakibatkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

“Untuk kasusnya memang tidak tinggi, tapi memang fatality rate-nya naik. Sudah empat pasien yang meninggal,” kata Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Romi Abdurahkman, melalui stafnya Eka Febriana, Selasa (27/7/2021).

Teranyar, ada empat warga di satu wilayah yang terinfeksi DBD. Keempat orang tersebut berasal dari RT 04/19, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Bahkan, tiga orang di antaranya tinggal di satu rumah, sementara satu lagi berbeda rumah. Tiga orang usia dewasa dan satu anak.

Baca Juga:  Polres Majalengka Beri Penghargaan Kepada Jurnalis

Untuk mengantisipasi penyebaran kasus DBD di wilayah tersebut, petugas Dinkes Kota Cimahi melakukan foging pada Sabtu (24/7/2021), untuk memberantas nyamuk penyebar virus dangue yakni aedes aegypti.

Menurutnya, angka kematian akibat sengatan nyamuk aedes aegypti itu menyamai jumlah tahun lalu, dimana sepanjang tahun 2020 ada empat pasien meninggal. Dikatakan Eka, secara tidak langsung Covid-19 menjadi penyebabnya.

Pasalnya, virus tersebut membuat orang tua ragu membawa anaknya ke fasilitas kesehatan. Mereka takut anaknya dinyatakan terkena Covid-19.

Baca Juga:  Yuk Simak! Cara Mengelola Uang Sendiri Bagi Entrepreneur

“Orang tua ragu membawa anaknya karena takut Covid. Jadi, dibawa ke rumah sakit setelah gejalanya memburuk. Padahal, ternyata DBD. Ada juga yang punya penyakit penyerta,” ungkap Eka.

Kasus ini, kata Eka, harus menjadi pembelajaran bagi semua orang tua. Ketika anak sudah merasakan gejala DBD seperti demam, mual dan sebagainya, untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan.

“Jadi, jangan sampai ketika anaknya sudah memburuk baru dibawa ke fasilitas kesehatan. Dari awal harus segera diperiksakan,” imbuh Eka.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, lanjut Eka, bukan hanya virus korona yang mesti diwaspadai. Masyarakat tetap diminta waspada terhadap DBD. Apalagi, Kota Cimahi merupakan daerah endemis DBD, yang artinya selalu ada temuan setiap tahunnya.

Baca Juga:  Pererat Persaudaraan Dengan Terus Bersilaturahmi

“Jadi, memang Cimahi ini setiap tahunnya selalu ada kasus DBD, jadi kita endemis,” ujarnya.

Untuk mengatisipasi penyebaran DBD, masyarakat tetap harus menjalankan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, yang bertugas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumahnya masing-masing.

Jentik nyamuk biasanya berkembangbiak dalam genangan-genangan air. Menurutnya, jika masyarakat menjalankan PSN di rumahnya masing-masing, seperti tidak membiarkan adanya genangan air, kasus DBD pun bisa dicegah.

“Bukan cuma rumah, tapi juga di halaman sekitar rumah. Soalnya saat ini kalau bukan kita sendiri (melakukan PSN), enggak akan ada yang meriksa. Jadi periksa jentik di rumah sendiri,” tandasnya. (Red)