Demi Bisa Sembuh, Pasien Covid-19 di Cianjur Lakukan Terapi Air Rebus Sabun

JABARNEWS | CIANJUR – Berbagai cara dilakukan para pasien Covid-19 agar bisa sembuh dari paparan virus ini. Seperti halnya dilakukan salah seorang warga di Desa Kertajadi, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur yang melakukan terapi air rebus sabun.

Adetya (46) salah satu dari sekian banyak pasien Covid-19 di Cianjur yang menjalani isoman mengaku tersiksa dengan gejala yang ditimbulkan dari Covid-19. Menurutnya, lebih dulu ke paru melalui saraf, namun pada umumnya dia menginap dulu di antara hidung dan tenggorokan dekat ke otak.

Baca Juga:  TNI AL Vaksinasi Massal Masyarakat Pesisir Pantai Labu Deli Serdang

“Nah, sehingga dirasakan saya adalah hidung tidak bisa menghirup bau dan wangi apapun serta batuk dan badan terasa linu dan lemas,” katanya kepada JabarNews.com, Sabtu (31/7/2021).

Setelah itu, timbul beban pikiran takut ajal datang. Adetya menduga pikiran tersebutlah yang membuat banyaknya pasien Covid-19 yang meninggal.

“Intinya karena mungkin segala dibatasi sedangkan bagi penderita sangat membutuhkan adanya support dari keluarga dan pengobatan serius,” ungkapnya.

Baca Juga:  Arus Mudik Dari Jakarta Meningkat 18 %

Adapun langkah dilakukan, masih ujar Adetya, adalah mengajak dan pesan bagi semua sahabat, keluarga, dan warga pada umumnya mari sama-sama dilakukan melalui tahapan prokes dianjurkan pemerintah, hanya alangkah baiknya lakukan upaya selama isolasi mandiri di rumah dengan cara berusaha mencoba dan mencoba sebagian temuan.

“Baik dari google seputar penanganan darurat melalui terapi atau obat herbal bahan yang ada,” bilangnya.

Atas dasar itu, Adetya mencoba merebus sabun dengan air sehingga dihirup dari hidung dan dikuras dan di keluarkan setiap saat yang diperlukan.

Baca Juga:  PPKM Level 2, Kenapa Objek Wisata di Tasikmalaya Belum Buka?

“Alhamdulillah selama dua minggu melakukan hal tersebut sampai saat ini sudah dirasakan sehat,” tuturnya.

Disisi lain, dia berharap pemerintah setempat peduli dengan warganya dengan memberikan bantuan. Pasalnya, karena selama sakit di masa PPKM Darurat benar-benar butuh biaya hidup.

“Artinya perlu perhatian serius dan kepedulian sosial mengimplementasikan Pancasila nomor dua,” pungkasnya. (Mul)