Ingin Luruskan Sejarah, Raden Rahardjo Djali Nobatkan Diri Jadi Sultan Kasepuhan Cirebon

JABARNEWS I CIREBON – Raden Rahardjo Djali yang mengaku sebagai trah Sunan Gunung Jati, menobatkan dirinya menjadi Sultan Keraton Kasepuhan, yang bergelar Sultan Aloeda II

Sebelumnya, Rahardjo Djali pada tahun 2020 yang lalu, sempat menobatkan dirinya sebagai Polmak Sultan untuk menggantikan Almarhum Sultan XIII PRA Arief Natadiningrat. Namun, ia hanya berlangsung beberapa bulan saja, kemudian digantikan oleh Sultan XV PRA Luqman Zulkaedin. 

Pengukuhan Raden Rahardjo Djali menjadi Sultan Kasepuhan, dengan cara Jumenengan yang dilakukan di Omah Kulon, yang berada di dalam lingkungan Keraton. Jumenengan tersebut dilakukan oleh Dewan Kalungguhan pada Rabu (18/08/202) kemarin, dengan dihadiri sejumlah Kiai, sebagian keluarga Keraton dan Warga sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Pastikan PPKM Darurat Tak Hambat Proses Vaksinasi Covid-19

“Kami, sebagai trah dzuriyah dari Sunan Gunung Jati, mencoba untuk meluruskan sejarah Karuhun Sunang Gunung Jati. Karena bagi saya, Sultan XV PRA Luqman Zulkaedin, Putra dari Almarhum Sultan XIII PRA Arief Natadiningrat bukanlah trah keturunan Sunan Gunung Jati “katanya. Sabtu (21/08/2021).

Hal itu dibuktikan, bahwa pada saat dilakukan Jumenengan Luqman Zulkaedin, menjadi Sultan XV PRA Luqman Zulkaedin, terdapat beberapa Keluarga Sentana Kesultanan Cirebon menolak pengukuhan tersebut.

Baca Juga:  Dugaan Pungli Dan Pemblokiran Sepihak Bank BJB, Kadisdik Kota Bandung: Keluhan Soal Itu Ada

“Dulu kita sama -sama mengetahui, ketika Luqman dinobatkan menjadi Sultan banyak yang menolaknya. Artinya, hal itu gelar Sultan di Keraton Kasepuhan masih dipertanyakan,” katanya.

Setelah melakukan Jumenengan, pengangkatan dirinya menjadi Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, yang bergelar Sultan Aloeda II. Pihaknya dalam waktu dekat akan segera mengirim surat kepada instansi pemerintah, baik Kota maupun Kabupaten. Bahkan ke provinsi dan Pusat, yang berisi menginformasikan bahwa dirinya telah menjalankan Jumenengan menjadi Sultan Kasepuhan Cirebon.

Baca Juga:  Tanda Tangan Palsu Bisa Dibui, Cegah Lewat Tips Ini!

“Dalam waktu dekat ini, kami akan berkirim surat ke Pemerintah Pusat, Provinsi dan Cirebon, memberitahukan bahwa kami telah melaksanakan Jumenengan untuk menjadi Sultan Kasepuhan Cirebon,” katanya.

Setelah mengirimkan surat ke instansi Pemerintah, ia akan segera melantik perangkat pelaksana untuk membantu dirinya dalam pembenahan kebijakan keraton Kasepuhan Cirebon.

“Kami akan berusaha membenahi Keraton Kasepuhan dan menegakkan kembali marwah Keraton, yang selama ini telah dirusak oleh Sultan yang bukan keturunan Sunang Gunung Jati, ” katanya. (Arn)