11,05 Persen Balita di Cimahi Stunting, Ibu-Ibu Harus Perhatikan Hal Ini

JABARNEWS | CIMAHI – Hingga Juli 2021, tercatat sebanyak 5.909 anak lahir di Kota Cimahi, Jawa Barat. Jumlah tersebut sudah mencapai setengah dari total angka kelahiran tahun lalu yang berjumlah lebih dari 10 ribu anak. 

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Indah Gilang Indira mengatakan, anak yang baru terlahir tersebut harus lebih diperhatikan tumbuh kembangnya. 

Khususnya kondisi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) setelah kelahiran. 

“Ini sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang buah hati sekaligus berpengaruh terhadap kesehatannya,” kata Indah, Jumat (3/9/2021). 

Dia menjelaskan, pada masa periode emas itu akan sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang buah hati hingga dewasanya. Hari pertama kehidupan berkaitan erat dengan pemenuhan gizi di awal kehidupan buah hati.

Baca Juga:  Polres Subang Siap Amankan Pemilu 2019

Indah menjelaskan, pemantauan tumbuh kembang anak pada periode 1.000 HPK sangat penting. Sehingga jika terjadi kelainan pada buah hati bisa langsung dilakukan intervensi. 

Sebab salah satu kasus yang dikhawatirkan pada periode tersebut adalah stunting atau kondisi tubuh lebih pendek dari anak seusianya. 

“Kalau sudah lahir harus dipantau tumbuh kembangnya. Kalau ada keanehan harus diintervensi. Jadi 1.000 pertama hari kelahiran harus benar-benar dipantau,” beber Indah. 

Selain tumbuh kembang saat sudah lahiran, terang dia, ketika anak masih berada dalam kandungan pun harus tetap dipantau. Sebab, potensi stunting bisa saja terjadi jika tumbuh kembangnya tidak diperhatikan. 

Baca Juga:  Pejabat Pemkab Garut Diperiksa Kejari Terkait Dugaan Korupsi DPRD

Indah mengungkapkan, jumlah anak balita yang mengalami stunting tahun ini tercatat sudah ada 3.551 atau 11,05 persen dari total 32.265 balita se-Kota Cimahi. 

Cara termudah untuk memantau tumbuh kembang anak saat hamil maupun sesudah kelahiran, kata dia, ibu harus mengikuti pedoman yang sudah tercantum dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Selain tentunya mendatangi fasilitas kesehatan. 

“Disarankan ke ibu-ibu baca buku KIA untuk perkembangan tumbuh anaknya. Pedomannya dari sana,” sebutnya. 

Terpisah, Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako mengatakan, gagal tumbuh hingga menyebabkan stunting pada balita dikarenakan asupan gizi yang tidak maksimal, anemia pada ibu hingga memiliki komorbid seperti TBC.

Baca Juga:  Beberapa Cara Ini Bisa Bikin Kamu Dapatkan Uang dari Facebook

“Sebelum ibu mengandung suka anemia, terus ada penyakit penyerta misal TBC kronis. Tapi Kebanyakan anemia dan asupan gizi,” beber Dikke.

Kondisi ibu saat mengandung nantinya akan berpengaruh pada anak saat dilahirkan. “Pas lahir itu biasanya berat lahirnya rendah. Jadi harus diberi asupan gizi yang baik,” ujarnya.

Maka agar anak tidak terlahir stunting, pencegahan harus dilakukan sejak ibu mengandung. Dari mulai asupan gizi yang baik dan minimal memeriksakan minimal empat kali ke dokter atau fasilitas kesehatan lainnya selama masa kehamilan.

“Saat mengandung harus diperiksakan kehamilannya minimal 4 kali selama mengandung,” imbuh Dikke. (Yoy)