Bah Djuju, Pustakawan Keliling di Kabupaten Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Penggiat pustaka Djuju Djunaedi pantang menyerah menyebarkan buku lewat sepeda pustaka di Kabupaten Purwakarta meskipun di masa pandemi Covid-19.

Di usia senja, tidak menyurutkan semangat Kakek berusia 74 tahun dalam meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak usia sekolah.

Djuju Djunaedi menghabiskan sisa hidupnya menjadi seorang perpustakaan berkeliling dinamai Perpusatakaan Saba Desa. Dirinya berkeliling membawa buku dengan bersepeda ke sejumlah desa.

Kisah kakek warga Kampung Ngenol Rt10/03, Desa Gunung Hejo, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta bermula dari iseng memanfaatkan waktu luang semasa masih bekerja di perkebunan 1988.

“Awalnya iseng-iseng saja, kemudian berfikir kenapa tidak diseriuskan,” ujar dia saat ditemui di rumahnya, Sabtu (4/9/2021).

Tahun 1988 adalah dimana kisah inspiratif kakek akrab disapa bah Djuju itu dimulai. Awalnya bah Djuju berkeliling ke desa-desa dengan berjalan kaki sampai 1994.

Baca Juga:  Tim Jibom Polda Jabar Sisir Gereja-gereja Di Kota Sukabumi

“Pada pertengahan 1994 ada yang memberikan bantuan sepeda dari seseorang asal Bandung untuk meringankan berkeliling meningkatkan minat baca masyarakat,” jelasnya.

Bantuan sepeda terus berdatangan hingga terakhir bah Djuju menerima bantuan dari Dedi Mulyadi pada 2017.

“Waktu masih jalan kaki hanya 4 desa, kemudian setelah pake sepeda jadi 7 desa, dan hingga kini sudah 10 desa di Kecamatan Darangdan,” ucap bah Djuju.

Ia mengungkapkan, setiap desa memiliki kelompok pembaca dengan rata-rata empat sampai lima kelompok. Kelompok di tiap-tiap desa itu kemudian membagikan buku kepada masyarakat dengan sasaran anak sekolah.

Baca Juga:  Inilah Bocoran dari Jokowi Soal Kriteria Menteri Yang Dicari

“Bukunya setiap minggu sama abah diambil kemudian dipindahkan ke desa lain, misal dari Desa Darangdan,ke Sawit atau ke Cilingga. Terus saja muter ke desa-desa lain,” tuturnya.

Adapun jumlah buku saat ini sudah ribuan dengan beragam jenis buku dan judul, seperti buku dongeng, majalah dan buku penunjang pembelajar di sekolah.

“Awalnya sedikit, kemudian banyak yang bantu. 1990 adalah titik dimana jumlah buku bertambah bahkan hari ini sudah banyak,” ujar bah Djuju.

Bah Djuju tidak menampik setelah merebak wabah virus corona peminat membaca menurun karena dilarang berkerumun, ditambah perkembangan teknologi semakin tinggi membuat minat baca masyarakat terjun bebas.

“Apalagi anak-anak sekarang lebih suka main game di handphone. Tapi alhamdulilah masih ada yang mau baca buku. Sekarang tidak turun tidak bertambah peninatnya,” ungkap dia.

Baca Juga:  Forum Komunikasi Mahasiswa Bandung Mantap Dukung Jokowi-Ma'ruf

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta, Purwanto mengapresiasi apa yang dilakukan bah Djuju.

Menurutnya, bah Djuju merupakan tauladan bersama dalam meningkatkan minat baca masyarakat.

“Bah Djuju itu bagi saya maha guru, tauladan kita semua. Dulu sudah kita berikan bantuan buku dan sekarang kita beri bantuan rak untul menyimpan buku di rumahnya,” ujar Purwanto, saat dihubungi melalui telepon selulernya.

Tak hanya berikan rak buku, dia juga memberikan bantuan berupa sembako kepada bah Djuju, dan menyempatkan berkunjung ke sekolah PAUD berdindingkan anyaman bambu (bilik) tak jauh dari rumah bah Djuju.

“Sekolahnya bagus, bersih juga,” kata Purwanto. (Gin)