Kemendesa PDTT Latih Calon Transmigran Dukung Ketahanan Pangan

JABARNEWS | YOGYAKARTA – Direktorat Jenderal (Ditjen) Pembangunan dan Pengembagan Kawasan Transmigrasi (PPKTrans) Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) menyusun modul pelatihan calon transmigran mendukung ketahanan pangan. 

Modul yang disusun selama tiga bulan tersebut merupakan hasil kerja sama Ditjen PPKTrans Kemendesa PDTT dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Modul itu disampaikan hasilnya pada rapat di Yogyakarta, Senin (6/9/2032).

Sekretaris Ditjen PPKTrans Kemendesa PDTT Sigit Mustofa Nurudin hadir bersama Direktur Fasilitasi Penataan Persebaran Penduduk di Kawasan Transmigrasi Anto Pribadi, Direktur Pengembangan Kawasan Transmigrasi Heriyanto, Direktur Perencanaan Perwujudan Kawasan Transmigrasi Bambang Widiatmiko. 

Hadir juga perwakilan Penggerak Swadaya Masyarakat (PSM) dari Balai Besar Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (BBPPMDDTT) Jakarta, BBPPMDDTT Yogyakarta serta BPPMDDTT Banjarmasin yang nantinya akan melatih calon transmigran, berdiskusi dengan Tim dari Fakultas Geografi UGM yang dipimpin oleh Prof Suratman.

Baca Juga:  Jadwal SIM Keliling Kota Bandung 25 Agustus 2018

Suratman mengatakan, pekerjaan modul sudah dapat dipakai untuk pelatihan, mungkin nanti tetap akan ada kekurangan tapi akan disempurnakan dan dievaluasi perkembangannya. 

“Kami ingin mengajak kepada hadirin semua bahwa yang memimpin kemajuan peradaban adalah ilmu pengetahuan, ide gagasan untuk melakukan kegiatan dengan pendekatan scientific adalah awal kebangkitan transmigrasi,” kata Suratman.

Modul yang akan dilaksanakan nantinya dialokasikan selama tujuh hari waktu pembelajaran dengan total sesi sebanyak 28 sesi. 

Baca Juga:  Direktur PMD: Dana Desa Hak Masyarakat Jangan Dihambat

Modul ini berisi tentang bekal awal keterampilan calon transmigran untuk mendukung ketahanan pangan meliputi pembahasan antara lain Pendahuluan, Adaptasi dan Mitigasi Lingkungan Ekosistem Gambut.

Kemudian Pengelolaan Teknologi Mekanisasi Pertanian pada Kawasan Lahan Gambut, Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pertanian dan Pemasaran Hasil Pertanian, Penguatan Kelembagaan dalam Program Ketahanan Pangan Nasional, Adaptasi Sosial Ekonomi, dan Penutup

Penyusunan modul juga dilengkapi dengan latihan soal untuk menguji pemahaman peserta atau calon transmigran terkait dengan materi yang terdapat pada tiap bab yang ada pada modul. Modul ini juga dilengkapi dengan tabel rekomendasi agar lebih baik lagi jika dilakukan modul pengembangan selanjutnya.

Baca Juga:  Seorang Santri di Deli Serdang Aniaya Juniornya Hingga Tewas, Ini Motifnya

“Pengajar atau pelatih calon transmigran diharapkan bisa mampu mentransfer ilmunya untuk calon transmigran agar bisa beradaptasi di lingkungan baru serta di era digital,” kata Suratman 

Suratman melanjutkan, hal yang juga penting untuk mendukung keberhasilan transmigran dalam pengembangan ekonomi antara lain terkait dengan kelembagaan petani dan adaptasi sosial ekonomi. 

Fungsi Bumdes sebagai salah satu kelembagaan ekonomi di pedesaan dan kawasan transmigrasi diulas juga dalam modul ini.

“Interaksi antara calon transmigran daerah asal dan daerah setempat di lokasi permukiman transmigrasi juga dibahas dalam modul ini,” kata Suratman 

Diharapkan proses inklusivitas semua pihak dan sinergi akan terwujud untuk kesejahteraan masyarakat di kawasan transmigrasi. (Adv)