Tinjau Longsor Bogor, Demiz Minta Masyarakat Waspada Bencana

JABARNEWS | BOGOR – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz), meninjau lokasi bencana longsor yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Bogor pada Senin (05/02/2018) lalu.

Adapun sejumlah titik yang ditinjau Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar diantaranya, kawasan Masjid Attaawun Puncak Bogor, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, selain itu, kondisi bencana di kampung Maseng RT 02/08, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, serta di sejumlah titik di Kawasan Puncak Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

“Saya me-recheck, sebelumnya Gubernur sudah kesini, dan merilis status siaga darurat bencana banjir dan longsor di Jawa Barat. Status ini berlaku sampai 31 Mei 2018, termasuk untuk kawasan Kabupaten Bogor yang beberapa wilayahnya mengalami longsor,” ungkap Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar, disela tinjauannya, Kamis (08/02/2018).

Pun melihat cuaca yang terus mendung, dengan curah hujan yang cukup tinggi, Wagub Jabar Deddy Mizwar mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.

Terutama, untuk tidak menempati lagi dataran tinggi maupun wilayah tebing. Terutama bila sudah turun hujan deras dengan intensitas tinggi dan waktu yang lama. Ketika dikhawatirkan akan terjadi bencana, maka segeralah melakukan tindakan preventif.

Baca Juga:  Cintai Dilan Ala Oded, Yossi Sepakat Sampah Segera Dieksekusi

“Saya lihat disini BPBD siaga 24 jam, karna cuaca, masih seperti ini, sama seperti waktu kejadian bencana, curah hujan tinggi dan lama,” katanya.

Deddy Mizwar menyebut, dari 40 kecamatan yang ada di kabupaten Bogor, 24 kecamatan adalah rawan bencana. Sehingga masyarakat dihimbau untuk waspada.

“Baiknya, tidak nekat membangun pemukiman di dataran tinggi atau tebingan rawan longsor,” katanya.

Demiz juga mengaskan perlunya penegakan aturan untuk tidak membangun apalagi mendirikan sebuah pemukiman di kawasan rawan bencana.

“Masyarakat jangan sembarangan bangun rumah, di daerah rawan seperti di Bogor ini, pemerintah terkait juga jangan mempermudah IMB -nya,” ucap Demiz.

Demiz menyebut, aturan pun perlu diberlakukan tanpa pandang bulu. Karena bangunan yang dibangun di kawasan seperti itu, juga mengurangi daya konservasi sebuah kawasan yang harusnya mampu menjadi daerah resapan air.

“Bagi yang punya bangunan mewah tapi tak mengantongi IMB yang Sah, kalau bisa dibongkar sendiri. Dibongkar saja, kalau akhirnya jadi penyebab banjir, longsor, apalagi bangunan liar yang tak punya IMB, itu dosa besar,” kata Demiz.

Baca Juga:  Cegah Radikalisme, Wagub Uu: Kuatkan Nilai Agama dan Pancasila

Selain itu, tak lupa Demiz memohon pengertian para pengguna jalan, bahwa dalam 10 harian kedepan, jalur puncak ditutup. Selain pembersihan material longsor dan perbaikan-perbaikan di lokasi longsor, hal ini juga untuk keselamatan para pengguna jalan.

Tim SAR gabungan yang terdiri dari BPBD, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, dan relawan masih membersihkan material longsor di Kawasan Puncak Bogor yang menutupi badan jalan.

“Kita mohon pengertian pengguna jalan, biasanya weekend banyak yang wisata ke puncak, tapi 10 hari kedepan mohon jangan lewat kesini, sampai semuanya bersih,” ucapnya.

Kedepan, pemerintah pusat pun akan terus membenahi kawasan puncak. Salah satunya dengan memprogramkan peningkatan kapasitas jalan dengan cara melebarkannya sebanyak dua meter ke arah sisi kanan dan kiri jalan dari eksisting.

“Salain itu, juga tengah dibangun alternative lainnyanya yaitu jalan tol Bogor -Ciawi -Sukabumi, yang 2018 ini sudah sampai Cigombong Lido, 2019 Insyaallah sudah ada tol sampai Sukabumi,” ujarnya.

Baca Juga:  Demiz : Komunitas Lingkungan Perlu Kembangkan Pemberdayaan Ekonomi

“Mudah- mudahan bisa semua teratasi dengan baik dengan kerja sama semua pihak, dan semua kegiatan disini semua bisa berlangsung dengan lancar lagi, yang mau rekreasi juga bisa nyaman lagi ke mari,” harapnya.

Salah seorang warga yang menjadi korban selamat bernama Hendra, seorang tukang villa di Jalan Raya Puncak, sekitar Mesjid Attaawun, menuturkan kejadian longsor diawali hujan deras yang cukup lama.

Hendra menceritakan, bahwa sejak pagi kawasan Puncak memang dilanda hujan deras. Hal itu lantas membuatnya memilih untuk tetap diam dan tidur di dalam sebuah lapak yang dirinya tempati.

“Lagi tidur, begitu saya bangun dengar suara gemuruh, pelipis kena besi bangun saya, terurug tanah, saya gali -gali, keadaan gelap, saya keluar, kemudian terurug (terkubur-Red) lagi, saya gali lagi bikin lubang, kedua kali saya selamet ada yang nyelametin, udah itu sadar-sadar saya ada di Rumah Sakit,” Jelas Hendra. (WAN)

Jabarnews | Berita Jawa Barat