Prihatin, Keluarga Ini Tinggal Di Gubuk Reyot Ukuran 5×3 Meter Dengan Dihuni 6 orang

JABARNEWS | PURWAKARTA – Tinggal dirumah yang tidak layak memang menjadi kehidupan bagi keluarga Mita (54). Namun demikian kondisinya semakin hari semakin memprihatinkan. Terlebih saat ini pun Gubuk berukuran 5×3 meter tersebut semakin sempit.

Terletak di Kampung Mekarjaya RT19 RW 7 Desa Kertajaya Kecamatan Pasawahan, Kabupaten Purwakarta rumah milik Mita (54) dalam kondisi tidak layak huni.

Gubuk yang disebut pemiliknya sebagai rumah itu hanya terbuat dari dinding bilik bambu, berpondasi bambu, lantai tanah dengan beratap genting tua. Terdapat dua ruangan berukuran 5×3 meter atau seluas 15 meter persegi di gubuk ini.

Baca Juga:  Peringati Hari Dharma Karyadhika, Lapas Purwakarta Berziarah ke Taman Makam Pahlawan

Di rumah itu, Mita beserta istrinya dan Empat anaknya tidur dan menjalani kehidupan sehari-hari. Tiang penahan rumah yang terbuat dari bambu sudah lapuk bahkan sebagian sudah patah sehingga rumah Mita terlihat miring.

“Tinggal disini sudah 10 tahun, dan gubuk inilah yang cuma saya punya,” ujar Mita yang sore itu tengah bersama enam anaknya, Jumat (9/1/2018).

Menurut dia, Kepala Desa Kertajaya sudah pernah berkunjung dan setempat berjanji melakukan bedah rumah, namun niat itu tak kunjung terlaksana.

“Yang penting bisa makan juga kami udah bersyukur,” kata Mita.

Baca Juga:  Survei Capres: Prabowo Masih Unggul Dibayangi Ganjar, Ridwan Kamil Posisi Tiga

Dengan kondisi rumah yang nyaris roboh tersebut, tak ayal ketika turun hujan selalu bocor. Sebab, rumah juga hanya terbuat dari bambu dan rumpia, yang juga sudah termakan usia karena tidak memiliki biaya untuk melakukan perbaikan rumahnya.

Untuk itu, dirinya berharap ada bantuan dari pemerintah agar bisa segera melakukan perbaikan. Sehingga, rumahnya bisa layak untuk ditinggali.

“Kalau memperbaiki rumah biasanya dari warga di sini aja gotong royong,” ucapnya.

Sementara itu Anung suryana (43), Wakil bamusdes Kertajaya mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan kondisi keluarga tersebut.

Baca Juga:  TPA Sarimukti Kembali Berfungsi, TPA Darurat Cicabe Bakal Dinonaktifkan

Untuk itu, pihaknya berharap pemerintah bisa memberikan bantuan bagi keluarga tersebut agar bisa hidup layak.

”Kami berharap pemerintah bisa mambantu, terutama rumahnya yang memang sudah tidak layak huni. Agar mereka juga bisa tinggal dengan nyaman, dan tidak khawatir tertimpa rumah,” tuturnya.

Dengan kondisi kehidupan telantar satu keluarga itu, dibutuhkan peran pemerintah untuk menggulirkan bantuan rumah kumuh agar mereka bisa hidup layak dan nyaman. Dengan asas keadilan pemerintah tidak akan terlihat potret kesenjangan sosial di Purwakarta. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat