Kopel, Selenggarakan Berbagai Acara Perempuan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2018, Komunitas Pena dan Lensa (Kopel) Kabupaten Purwakarta menggelar beragam acara mulai dari lomba puisi tingkat pelajar se Purwakarta, aksi mural, pameran seni rupa, pentas seni, malam puisi, musik, aneka lomba, dan talk show bertajuk “Peran perempuan menjawab tantangan global, di era milenial”.

Seluruh acara yang digelar di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wibawa Karta Raharja (STIE WIKARA) Purwakarta itu berlangsung Sabtu (10/3/2018 ) mulai jam 08.00 pagi sampai acara puncak penutupan jam 23.00 WIB malam. Acara ini menyedot perhatian para pelajar, masyarakat, dan kaum perempuan yang datang dari berbagai pelosok Purwakarta.

Baca Juga:  Bawa Ratusan Pemudik, Polisi Amankan Puluhan Travel Gelap di Karawang

Ketua Kopel, Hadi Ibnu Sabil (21), mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengedukasi masyarakat dalam pengetahuan anak-anaknya agar bisa menggali potensi yang dimiliki.

“Kami ingin menunjukan kepada masyarakat luas khususnya masyarakat Purwakarta, bahwa pada sejarahnya perempuan pernah merubah kondisi masyarakat” ujar Ketua Kopel disela acara yang masih berlangsung malam ini.

Setelah festival ini, lanjut dia, akan ada rangkaian acara lagi seperti Road to school dan ke desa-desa dalam rangka seminar anti kekerasan terhadap Anak dan perempuan. Pada kegiatan tersebut, akan bekerjasama dengan instansi terkait.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Pelaku Pembunuh Perempuan Dibungkus Selimut di Bandung

Hadi, melihat perempuan saat ini masih kurang dalam berkarya, contohnya dalam melanjutkan jenjang pendidikan dan dunia kerja dirasa masih ada perbedaan antara wanita dan pria.

“Kami merasa bahwa kodrat wanita dan pria tidak bisa dihilangkan, namun dalam sejumlah bidang keunggulan wanita harus di dukung,” paparnya.

Sementara itu, aktivis perempuan Kabupaten Purwakarta, Yayu Nurhasanah mengatakan, pentingnya menjaga harga diri dan martabat perempuan dari segala bentuk diskriminasi apapun.

“Perempuan harus tetap semangat untuk terus berjuang. Jika moral perempuan rusak, maka moral bangsa juga akan rusak,” tambahnya

Baca Juga:  Oded Wanti-wanti PD Pasar Serius Kelola Pasar Baru

Ia menyebut demokrasi seharusnnya memberi kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan untuk berjuang di jalur politik.

“Jangan lupa, puluhan tahun lalu kita berdemokrasi Indonesia pernah memiliki presiden perempuan Ibu Mega. Tapi di Amerika sana sudah satu abad lebih berdemokrasi belum pernah ada presiden perempuan,” ujar wanita yang akarab disapa Yayu.

Namun, tambahnya, tidak mengharuskan semua perempuan jadi pemimpin, lihat kualitasnya saja.

“Ya, jika perempuan itu punya kualitas ya silahkan, jika dirasa mampu untuk memimpin,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat