Puskesmas Garuda Bantah Lakukan Malpraktek

JABARNEWS | PURWAKARTA – Berkaitan dengan tulisan media Jabarnews.com, pada Senin 19 Februari 2018 dengan judul “Malpraktek, Kepala Bayi Disayat Hingga Infeksi”, yang menyebutkan “Seorang bidan di Puskesmas Garuda Kota Bandung, diduga salah berikan penanganan medis terhadap seorang bayi (malpraktek). Saat proses persalinan, Senin, (25/12/2017), kepala bayi disayat hingga menimbulkan infeksi. Akibatnya, kondisi bayi tersebut dirawat intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin Kota Bandung dan mengalami infeksi luka dari sayatan yang cukup besar.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami (Puskesmas Garuda) minta kepada media Jabarnews.com, untuk memuat hak jawab kami secara lengkap sebagai berikut:

– Dengan ini kami ingin mengklarifikasi pemberitaan mengenai layanan kesehatan yang diberikan pada bayi Rafif putra ke-4 dari pasangan Tn. Abdurahman dan Ny. Rida Farida di UPT Puskesmas Garuda, supaya tidak muncul kesimpangsiuran dan praduga publik terhadap pemberitaan tersebut.

– Kami merasa sangat dirugikan dengan pemberitaan tersebut yang dimuat tanpa mengindahkan prinsip cover both side atau prinsip berita berimbang dan tanpa klarifikasi terlebih dahulu kepada pihak kami yang disebutkan dalam pemberitaan tersebut.

– Pernyataan media yang menyebutkan bahwa Puskesmas Garuda diduga telah melakukan malpraktek adalah tidak benar. Kami sudah melakukan tindakan sesuai standar operasional prosedur (SOP) dan standar aturan yang berlaku dan sesuai etika medis. (Kronologis terlampir)

– Pernyataan media bahwa luka pada kepala bayi berupa luka sayatan adalah tidak benar. Adapun vulnus laseratum merupakan luka toreh amniotomi pada bagian Meningo Enchepalocele kepala bayi dengan panjang luka toreh pada saat dirujuk ke fasilitas rujukan sebesar kurang lebih 0.5 cm.

Baca Juga:  Program One Day One Prison Product Ala Lapas Purwakarta

– Pernyataan media bahwa luka pada kepala bayi mengeluarkan darah adalah tidak benar. Adapun darah di kepala yang terlihat pada foto bayi adalah darah proses persalinan yang wajar adanya pada setiap proses persalinan. Bayi pada saat lahir mengalami gangguan pernafasan dan kondisi kelainaan bawaan berupa Meningo Enchepalocele dan langsung dilakukan rujukan oleh tenaga kesehatan di PONED UPT Puskesmas Garuda.

– Pernyataan media bahwa Ny. Rida mengatakan ketuban sudah pecah, kondisi pada saat datang ke PONED UPT Puskesmas Garuda adalah Ny. Rida menyatakan keluar air-air dari jalan lahir. Keadaan ketuban sudah pecah atau belum, dipastikan dengan pemeriksaan dalam yang merupakan pemeriksaan objektif oleh tenaga kesehatan kompeten.

– Terdapat pernyataan media yang menarik kesimpulan bahwa UPT Puskesmas Garuda tidak memiliki itikad baik dan lepas tanggung jawab terhadap perawatan bayi karena selama 2 bulan perawatan bayi sama sekali tidak ada petugas puskesmas yang datang berkunjung. Pernyataan tersebut di atas tidak benar, pelaksanaan follow up rujukan dilakukan oleh UPT Puskesmas Garuda setelah ada keterangan rujukan balik dari faskes rujukan/Rumah Sakit.

– Berikut kronologis persalinan bayi Rafif pada hari Jumat, tanggal 25 Desember 2017 pkl 17.50 WIB, Ny. Rida Farida (26 tahun) datang ke PONED UPT Puskesmas Garuda untuk mendapatkan pertolongan persalinan kehamilan ke-4 dengan usia kehamilan 9 bulan dengan kondisi keluhan keluar air-air dari jalan lahir sejak 1 jam sebelumnya.

– Bidan jaga PONED melakukan anamnesa lanjutan, didapatkan keterangan bahwa Ny. Rida Farida memiliki 3 anak lahir hidup, tanpa riwayat keguguran dan usia kehamilan menurut Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) adalah 37-38 minggu. Ketiga kehamilan sebelumnya tidak pernah bermasalah dan lahir secara normal. Menurut pengakuan ibu, pada pagi hari di hari yang sama, ibu sudah datang ke FKTP lain dengan keluhan yang sama namun ibu disarankan untuk pulang karena pembukaan mulut rahim belum masuk pada fase aktif persalinan. Dalam buku KIA dituliskan ibu dianjurkan untuk melakukan USG sebagai pemeriksaan penunjang kehamilan, namun Ny. Rida mengaku tidak melakukan pemeriksaan USG, sehingga tidak ada hasil pemeriksaan penunjang yang dapat dijadikan penunjang diagnosa kondisi kehamilan ibu.

Baca Juga:  Cerita Dahsatnya Angin Puting Beliung Terjang Puluhan Rumah di Serdang Bedagai, Buat Warga Trauma

– Bidan jaga melanjutkan pemeriksaan kebidanan, dilakukan pemeriksaan obstetrik / pemeriksaan dalam hasilnya adalah pembukaan mulut rahim sebesar 4-5 cm, teraba serupa selaput ketuban menonjol presentasi kepala dan hasil pemeriksaan lain dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan tersebut, bidan jaga memberikan informasi mengenai persetujuan tindakan medis pertolongan persalinan kepada Tn. Abdurahman selaku suami dari Ny Rida Farida, suami mengerti dan menandatangani formulir informed consent pertolongan persalinan di PONED UPT Puskesmas Garuda. Bidan jaga melakukan observasi dan pemantauan kemajuan persalinan dengan partograf sesuai protap pertolongan persalinan normal.

– Pkl. 19.40 WIB, ibu mengatakan ada rasa ingin mengedan, bidan jaga melakukan observasi didapatkan hasil pemeriksaan dalam  adalah pembukaan lengkap, mulut rahim tidak teraba, serupa tonjolan selaput ketuban masih teraba dan hasil pemeriksaan lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan mengindikasikan ibu sudah masuk pada proses persalinan. Bidan jaga melakukan pertolongan persalinan dengan asuhan persalinan normal, termasuk didalamnya langkah melakukan amniotomi. Amniotomi dilakukan pada Ny. Rida karena dari hasil pemeriksaan dalam masih teraba serupa selaput ketuban yang menonjol. Saat lahir, tampak benjolan pada puncak kepala bayi sebesar kurang lebih diameter 10 cm, dengan luka toreh amniotomi, disertai turtle sign yang mengindikasikan kesulitan kelahiran pada bahu bayi.  Bayi lahir dengan kesulitan bernafas.

Baca Juga:  Herman Suherman Sebut Sejumlah Rumah Sakit di Cianjur Bebas Kasus Covid-19, Benarkah?

– Bayi dilakukan pertolongan resusitasi dibantu dokter jaga UGD untuk menangani gawat nafas pada bayi, dan diketahui bahwa kondisi kepala bayi mengalami kelainan bawaan suspect Meningocele.

– Pkl 19.55 WIB, Tim PONED menyiapkan rujukan bayi ke faskes rujukan. Keluarga diberitahu bahwa bayi harus dirujuk karena kondisi komplikasi yang terjadi pada saat lahir. Bayi dirujuk didampingi dokter dan bidan jaga, selama melakukan rujukan bayi tetap dilakukan manajemen resusitasi, di ambulance bayi mulai merintih. Bayi dirujuk ke faskes rujukan dengan diagnosa suspect Meningochele + vulnus laseratum.

– Pkl 20.15 WIB, tiba di faskes rujukan. Bayi diperiksa oleh dokter jaga IGD, dengan hasil pemeriksaan bayi dengan Meningo Enchepalocele. Kondisi kelainan bawaan tersebut membutuhkan penanganan yang intensif, , risiko infeksi lebih besar dibanding kondisi bayi lahir normal.

– Hari Rabu, tanggal 14 Februari 2018, Ny. Rida datang ke UPT Puskesmas Garuda  untuk menyampaikan keluhan dan mendapatkan informasi tentang proses persalinannya pada tanggal 25 Desember 2017 lalu, dikarenakan bayinya sekarang masih dirawat di faskes rujukan.

Demikian hak jawab yang kami sampaikan.

Kami mohon agar Jabarnews.com untuk menuliskan hak jawab kami ini sebagai bentuk tanggung jawab media menyampaikan informasi yang benar dan akurat.

Dr Nitta Kurniati, Kepala Puskesmas Garuda

(Wan)

Jabarnews | Berita Jawa Barat