Pedagang Nanas Tinggalkan Jongko, Karena Tak Laku

JABARNEWS | SUBANG – Cuaca ekstrim yang terjadi beberapa hari ini, dirasakan juga oleh para pedangang nanas di kawasan Jalancagak – Ciater, Kabupaten Subang Jawa Barat.

Seorang pedangang, Eros(55) mengatakan, cuaca ekstrim mengakibatkan pengunjung berkurang drastis, sehingga buah nanas jualannya kerap membusuk. Hal itu membuatn usahanya merugi setiap hari puluhan ribu.

“Sudah hampir dua bulan pembeli sepi. Ini disebabkan seringnya hujan. Saat ini, nanas yang saya jual sering busuk, satu minggu gak kejual pasti busuk. Ya rugi, tapi itu kan sudah menjadi resiko, ” kata Eros pemilik kios di kawasan jalan raya Palasari , Ciater, Selasa (13/3/2018)

Baca Juga:  Jelang Ramadhan, Harga Bapok di Purwakarta Masih Stabil

Biasanya, Eros meraup keuntungan sekitar Rp 200 hingga Rp 300 ribu per harinya. Namun saat ini, buah nanas yang dijual biasanya hanya laku 10 sampai 15 biji. Dibanderol dengan harga Rp 5 ribu hingga Rp 10 ribu.

“Saat ini untung Rp 100 ribu saja susah. Ya, lumayan buat jajan anak dari pada dieum di rumah. Mudah-mudahan, bulan depan penghasilannya normal kembali,” Eros mengaku sudah 10 tahun berjualan nanas disana.

Baca Juga:  Jokowi Belanja dan Joging di CFD Dago

Sementara Enjang Saepuloh(36) menyampaikan, musim penghujan, berpengaruh terhadap pendapatan hasil panen dan akibatnya harga nanas jadi lebih mahal. Nanas sendiri baru bisa dipanen 6 bulan mulai dari keluar bunga sampai masa pemetikan buah.

“Sekarang harganya mencapai sekitar Rp 500 ribu per kuintal. Sebelum musim hujan biasa kita beli Rp 350 per kintal. Ya, bagi pedagang posisinya sangat sulit, sudah mahal barangnya susah. Kalau pun murah lakunya juga kurang, ” kata Enjang.

Baca Juga:  Lima Jurusan Kuliah Ini Tenyata Bisa Membatu kalian Pada Masa Depan

Dengan kondisi seperti itu, tak sedikit petani nanas yang akhirnya memilih mengalihfungsikan lahannya untuk menanam komoditas lain yang lebih menguntungkan, sepert palawija.

Dia menambahkan, selain faktor harga yang kurang menguntungkan faktor cuaca yang tak mendukung juga membuat petani nanas akhirnya berhenti menanam nanas.

Selain itu pengurangan luas lahan sendiri otomatis berdampak pada menurunnya komoditi nanas. Ia berharap pemerintah bisa membantu nasib petani nanas. (Mar)

Jabarnews | Berita Jawa Barat