Pemkab Lamban, Relokasi Warga Jatigede Terkatung-katung 

JABARNEWS | SUMEDANG – Sikap Pemkab Sumedang yang lamban dalam menangani keluhan warga Desa Karedok, Kecamatan Jatigede, dikritisi oleh anggota DPRD Sumedang Fraksi PDIP, Dede Suwarman. Dia menilai, Pemkab abai dan tak resfonsif menyikapi keluhan warga. Kondisi itu membuat warga cemas dan kehidupannya terkatung-katung.

“Kewajiban Pemkab untuk merelokasi warga Karedok. Warga jangan dibiarkan cemas. Kalau warga memang meminta direlokasi, ya harus direlokasi,” ujar Dede, dikutip kabarpriangan, Kamis (15/3/2018).

Baca Juga:  Pemkab Bekasi Gelontorkan Anggaran Rp2,1 Miliar untuk Perbaikan PJU

Dia menuturkan, dalam aturan tentang relokasi warga yang tinggal di seputar lokasi waduk disebutkan, tidak boleh ada pemukiman di hilir bendungan dalam radius 2 kilometer. Padahal posisi Desa Karedok dengan Bendungan Jatigede hanya 800 meter.

Selanjutnya Dede mengungkapkan, relokasi yang diajukan warga disampaikan sejak satu tahun lalu. Bahkan, DPRD Sumedang telah membicarakan kondisi itu dalam rapat dan diskusi.

Baca Juga:  Selamat Jalan Kapten Afwan, Dirut Sriwijaya Air: Ini Panutan Kami

“Pemkab jangan memberikan kabar manis saja ke Pemprov. Ini soal serius,” tandasnya.

Ditambahkannya,selain warga Desa Karedok, warga Dusun Cihideung Desa Kadujaya, yang berlokasi di samping Bendungan Jatigede, juga ingin relokasi.

“Warga Cihideung mengeluhkan adanya getaran dan bau ketika pintu limpasan air bendungan dibuka. Itu sangat memprihatinkan,” keluhnya.

Diketahui, 679 KK di Desa Karedok yang tinggal di kawasan Waduk Jatigede, meminta pemerintah agar segera melakukan relokasi. Warga cemas menyusul munculnya isyu yang menyebutkan keberadaan Bendungan Jatigede membahayakan kehidupan mereka.

Baca Juga:  Deretan Pelanggaran Bripda PS, Oknum Polisi yang Ditembak Usai Memeras Warga yang Check In di Hotel

Kepala Desa Karedok, Intab Sukarya, menuturkan, pemukiman warga Desa Karedok sangat dekat dengan Bendungan Jatigede.

“Warga semakin was-was, karena saat ini banyak terjadi longsor dan pergerakan tanah di Sumedang,” ujarnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat