Dedi Mulyadi Berikan Penjelasan Pendidikan Vokasional Kepada Guru di Cirebon

JABAR NEWS | CIREBON – Saat diundang menjadi pembicara dalam kegitan Pembinaan Keagamaan yang digelar oleh Keluarga Besar PGRI Kabupaten Cirebon, Selasa (21/02/2017), Dedi Mulyadi Bupati Kabupaten Purwakarta menjelaskan sistem Pendidikan Vokasional yang Ia terapkan Di Purwakarta kepada para guru yang ada di Kabupaten Cirebon yang hadir dalam acara tersebut.

Dalam kesempatan itu juga, Dedi berbagi kisah tentang kebijakan pendidikan yang terbilang ‘anti mainstream’ yang sudah berhasil ia terapkan di Purwakarta. Salah satu yang menjadi program unggulan adalah pendidikan vokasional yang sudah efektif diberlakukan sejak Tahun 2016 lalu.

Pendidikan Vokasional ia nilai sudah berhasil mendidik karakter pelajar, sehingga mampu berpikir bukan saja akademis melainkan juga aplikatif. Pasalnya, dengan pemberlakukan kebijakan ini, sisi akademik pelajar dapat terlatih di dalam kelas, sementara sisi aplikatifnya dapat terlatih saat pelajar tersebut turut serta membantu pekerjaan orang tuanya.

Baca Juga:  Tiga Hal Yang Mesti Diperhatikan Sebelum Memelihara Burung

“Saat ini Anak harus kita ajak berpikir bagaimana susahnya orang tua mencari uang, sehingga mereka punya motivasi untuk menjadi lebih baik dari orang tuanya. Kalau hari ini mereka adalah anak sopir angkot maka kelak minimal mereka harus mampu menjadi juragan angkot,” jelas Dedi.

Dedi juga menceritakan puteranya mengikuti program vokasional yang ia canangkan. Ia berujar, putera keduanya, Yudhistira Manunggaling Rahmaning Hurip harus memeriksa agenda kegiatan Bupati setiap hari Selasa minggu pertama dan ketiga dalam setiap bulannya. Sebagaimana diketahui, program vokasional ini ini diberlakukan sebanyak sebulan dua kali.

Baca Juga:  IRT di Karawang Ditangkap Polisi Karena Tipu Para Pencaker, Begini Modusnya

“Kata siapa jadi anak bupati itu enak? Anak saya harus mengetahui dan menyiapkan agenda saya setiap program ini berlangsung, dia harus menyiapkan air mandi dan membersihkan sepatu, dia pun harus ikut berkegiatan dengan saya,” tambah Dedi.

Dedi mengakui, pada awal pemberlakuannya, program ini mendapatkan protes keras dari masyarakat. Namun, kini justru masyarakat mengapresiasinya karena dinilai mampu membentuk karakter pelajar. Bahkan, Kementerian Pendidikan saat ini tengah menjadikan Kabupaten Purwakarta sebagai rujukan pendidikan karakter nasional.

Baca Juga:  Pengendara Harus Waspada, Banyak Lubang di Jalan Lintas Serdang Bedagai

Selain program unggulan tersebut, Dedi pun sempat berbagi beberapa program unik lain kepada Guru se-Kabupaten Cirebon, seperti Pendidikan Ideologi Kebangsaan yang melibatkan Polisi dan TNI dan Pendidikan Baca Tulis Al Qur’an juga pendalaman Kitab Kuning bagi pelajar muslim dan kitab lain sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut oleh pelajar di Purwakarta.

Seluruh program ini telah masuk ke dalam mata pelajaran muatan lokal yang ada dalam kurikulum untuk pelajar di Kabupaten Purwakarta. Khusus untuk program vokasional, pihak sekolah mewajibkan para orang tua untuk mengunggah kegiatan anaknya melalui akun sosial media milik mereka. (Zal)

Jabar News | Berita Jawa Barat