Komunitas Hijrah, Refleksi Kenangan Masa Kecil

JABARNEWS | PURWAKARTA – Saat usianya menginjak 21 tahun, perasaan resah menyeruak dalam hati Ega Pratama. Ada kegelisahan sendiri ketika kenangan saat kecil, bersama teman menghabiskan sore dan malam hari di masjid untuk mengaji, serasa memanggilnya.

Ega kala itu ingin melihat masjid kembali ramai dengan aktivitas mengaji. Namun, gambaran di benaknya adalah masjid yang ramai dengan kumpulan anak muda yang mengaji Alquran.

“Saya pengen saya dan teman-teman ngaji lagi, ramai masjid kaya waktu kecil dulu,” ungkap Ega,Senin (2/4/2018)

Dorongan kuat untuk bagaimana caranya mengajak remaja seumuranya mau meramaikan masjid, semakin hari tambah menggebu-gebu. Itu dipicu saat dia melihat banyak anak muda yang justru lebih aktif berbuat maksiat dibanding memanfaatkan waktu luang untuk hal yang bermanfaat, khususnya belajar agama, memperdalam ilmu Al-Quran.

Baca Juga:  20 Ribu Lebih Warga Ciamis Dilaporkan Terdampak Kekeringan, Ini Kata BPBD

Singkat cerita, di tahun 2016, Ega pun memberanikan diri menyatukan niatnya membentuk sebuah komunitas bernama Komunitas Hijrah (Muhasabah) Purwakarta. Dia lantas memasarkan komunitas tersebut dari mulut ke mulut, dari teman ke teman.

“Yang saya ajak, yang temen deket dulu. Dari situ baru ke temennya temen dan seterusnya,” jelasnya.

Di dalam komunitas yang dia bentuk, setiap Sabtu dan Minggu, seluruh anggota akan belajar ngaji yang kemudian dilanjutkan dengan mengkaji isi Alquran. Mereka tidak sendirian, ada sejumlah ustadz yang secara sukarela mengajarkan ilmu agama. Komunitas ini biasanya mengaji selama 2 hingga 3 jam di Masjid Al-Ihsan, Jalan RE Martadinata Gang Dahlia I, Kabupaten Purwakarta.

Baca Juga:  Marwan Hamami Pastikan Kebutuhan Pengungsi Longsor di Cibatuhilir Sukabumi Terpenuhi

Ketika dikaitkan dengan nama komunitas yang dia bentuk dua tahun lalu itu, Ega menuturkan, komunitasnya ingin menjadi wadah agar pemuda pemudi dapat beranjak ke arah kehidupan yang lebih baik.

“Hijrah artinya kan beranjak untuk menjadi lebih baik, sedangkan muhasabah artinya memperbaiki diri. Jadi saling keterikatan antara berhijrah dan bermuhasabah,” ungkapnya.

Di satu sisi, semua niat baiknya tersebut tidak selalu berjalan mulus. Ega sempat mendapatkan sejumlah penolakan dari muda-mudi yang dia ajak untuk hijrah bersamanya meramaikan masjid dengan senandung keindahan Alquran.

Baca Juga:  Jangan Sok Sibuk! Ridwan Kamil Bilang Pemuda Harus Berani Urusi Masyarakat

“Gak mulus-mulus sih. Ada aja yang pas diajak langsung nolak atau banyak alasan. Yang intinya mah males ikut yang beginian, ngaji di masjid.

Tapi semua itu tidak masalah bagi pria yang kini berusia 24 tahun tersebut. Bagi Ega yang terpenting tiada waktu tanpa mengajak dalam kebaikan.

Kini anggota komunitasnya berjumlah 40 orang. Ega mengaku, ke depan dia ingin semakin banyak anak muda yang mau bergabung dengan komunitasnya.

“Insya Allah ke depan makin banyak yang gabung, doainya ya A,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat