Pendidikan Harus Berevolusi

JABARNEWS | BANDUNG – Menghadapi era revolusi industri 4.0, peran pendidikan tinggi menjadi sangat penting. Karenanya, pendidikan tinggi berbasis riset harus mendorong semakin terbukanya pengetahuan yang mampu meningkatkan kesejahteraan manusia.

Hal itu diungkapkan Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung Muhamad Solihin usai menjadi inspektur upacara pada peringatan Hari Pendidikan Nasional yang dirangkaikan dengan Hari Otonomi Daerah di Plaza Balai Kota Bandung. Solihin juga sempat membacakan amanat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia.

Solihin mengatakan, berbagai teknologi untuk menggantikan peran manusia di bidang industri terus bermunculan. Itu tantangan agar manusia hari ini bisa terus beradaptasi dengan perubahan zaman.

Baca Juga:  Meski Ada Pelonggaran Aktivitas, Satgas Covid-19 Jabar Minta Tetap Jaga 3M

“Di satu sisi, revolusi ini telah mengubah ciri dan cara lama dalam banyak aspek kehidupan. Di sisi lain, revolusi ini menjadi tantangan yang harus dijawab oleh pendidikan tinggi,” tutur Solihin.

Menurutnya, tuntutan riset yang dikeluarkan oleh pendidikan tinggi, terutama untuk jenjang S3. Dimana harus mendapat pengakuan internasional agar menjaga marwah pendidikan tinggi di Indonesia dan senantiasa menjaga kualitas dan integritasnya.

Baca Juga:  Cegah TPPO, Kapolres Purwakarta Kerahkan Bhabinkamtibmas dan Polisi RW Lakukan Ini

“Pendidikan itu tidak semata-mata meraih gelar, tetapi ada yang harus dicari ilmunya, harus ilmu yang aplikatif dan bisa dipertanggungjawabkan,” katanya.

Yang menjadi tugas besar pemerintah adalah menyediakan pintu selebar-lebarnya agar lebih banyak masyarakat yang bisa meraih pendidikan tinggi. Dengan begitu, kualitas sumber daya manusia dapat semakin kompetitif untuk menjawab kebutuhan zaman.

Ada banyak gagasan yang dikemukakan oleh Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengoptimalkan pendidikan, salah satunya adalah program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) berupa pembangunan universitas cyber yang dipersiapkan untuk pembelajaran dalam jaringan (daring). Melalui metode ini, masyarakat diharapkan bisa memperoleh peluang lebih besar dalam mengakses pendidikan tinggi.

Baca Juga:  Ini yang Ditargetkan DPAPMK Depok dalam Sekolah Pra Nikah

“Saat ini, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi baru 31,5%. Jika pembelajaran hanya diterapkan secara konvensional, peningkatan APK hanya berkisar di 0,5% per tahun. Namun dengan terobosan PJJ, diharapkan APK pendidikan tinggi mampu melesat mencapai 40% di tahun 2022-2023, asalkan PJJ dapat diakses oleh lebih banyak orang secara efektif,” paparnya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat