Bupati Karawang: Tutup Penambangan Batu Di Gunung Sirnalanggeng!

JABARNEWS | KARAWANG – Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana dengan tegas menyatakan dukungannya untuk menutup areal penambangan batu di Gunung Sirnalanggeng, Desa Cintalanggeng, Kecamatan Tegalwaru. Selama ini, penambangan di kawasan itu dilakukan PT Atlasindo.

Sebelumnya, pada Rabu (9/5/2018), massa yang tergabung dalam Koalisi Melawan Tambang (KMT), menggelar aksi di Kantor Bupati Karawang. Mereka menuntut agar pertambangan batu di Gunung Sirnalanggeng ditutup.

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, mengatakan, sebelum para demonstran datang ke kantor, Pemkab Karawang, sudah mendengar adanya penolakan warga terhadap pertambangan di wilayah Desa Cintalanggeng.

Baca Juga:  Sejumlah Warga Diduga Jadi Korban Investasi Bodong di Cianjur

“Kami sudah mendengar teman-teman semua akan beraksi. Pemerintah daerah, khususnya saya, juga medukung aksi teman-teman untuk menutup pertambangan,” kata Bupati Cellica Nurrachadiana, dikutip Radar Karawang, Senin (14/5/2018).

Menurut Cellica, pemerintah daerah siap memberikan solusi terhadap aksi masa yang telah memberikan aspirasinya kepada pemerintah.

“Kami tidak akan perpanjang izin tambangnya, dan kami tidak akan berikan izin amdal itu lagi, karena itu bukan di era saya. Dan saya akan berikan rekomendasi kepada bapak gubernur untuk penutupan PT Atlasindo segera,” paparnya.

Baca Juga:  Usai Upacara, Ridwan Kamil Menari Sajojo Bersama Warga Papua

Korlap KMT, Yuda Febrian Silitonga, mengatakan, penambangan batu di Gunung Sirnalanggeng saat ini semakin memprihatinkan.

“Pegunungan yang dulu hijau kini seperti telanjang. Bentuk yang dulunya kerucut kini tidak lagi terlihat. Bahkan gunung setinggi 334 mdpl itu saat ini nampak hilang setengahnya akibat aktifitas tambangan yang dilakukan Atlasindo,” katanya.

Baca Juga:  Ketua DPRD Jabar: Perda Lansia Akan Dikaji

Ditambahkannya, penambangan telah mengubah bentuk dan ekosistem Gunung Sirnalanggeng. Berdasarkan penelitian kami, mata air di gunung itu telah hilang karena telah habis ditambang.

“Dampaknya, Sungai Cicaban dan Sungai Cipagadungan menjadi kering saat kemarau. Padahal harusnya ke dua gunung tersebut bisa menjadi pemasok air bersih bagi masyarakat sehingga menjadi kawasan resapan air bagi daerah sekitar,” ujarnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat