Pascabencana Longsor, Akses Ke Situs Gunung Padang Dibuka Lagi

JABARNEWS | CIANJUR – Bencana longsor kembali menerjang Kabupaten Cianjur, kini terjadi di wilayah Kecamatan Campaka. Akibatnya, akses jalan menuju situs Meghalitikum Gunung Padang sempat tertutup longsoran tanah, Jumat (18/5/2018) sekitar pukul 19.30 WIB lalu.

Longsor yang terjadi diduga akibat tingginya intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir. Selain menutup akses jalan, bencana longsor itu mengancam tiga rumah milik warga di Kampung Neglasari RT 02/09, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Doddy Permadi melalui Sekretaris Sugeng Supriyatno mengatakan, dalam bencana longsor yang menerjang kawasan Campaka dan menutup akses jalan menuju situs Gunung Padang tak ada korban jiwa. Sementara untuk kerugian materil, sambung dia, masih dalam proses pendataan.

Baca Juga:  Politisi Gerindra Fadli Zon Kritik Keharusan Vaksin Booster Sebagai Syarat Berpergian di Indonesia

“Kejadiannya Jumat malam, kemarin. Bersyukur tak ada korban jiwa. Untuk akses jalan menuju situs Gunung Padang yang sempat tertutup saat ini sudah kembali dapat dilalui. Wilayah tersebut sudah diguyur hujan sejak sore,” kata Sugeng, dikutip dari beritacianjur, Selasa, (22/5/2018).

Dibantu masyarakat, TNI dan Polri, lanjut Sugeng, jajarannya secara bahu membahu melakukan evakuasi material longsoran. Selain itu, meminta warga yang tempat tinggalnya terancam longsor agar segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Ketiga warga yang rumahnya terancam longsor, yaitu Wahyu (30), H.Ojah (100), dan Iban (45). “Semua telah kami imbau agar segera mencari tempat yang lebih aman. Tapi, mereka memilih untuk tetap tinggal di rumahnya masing-masing dengan alasan sedang berpuasa takut merepotkan tetangga. Jumlah jiwa yang tempat tinggalnya

terancam longsor sebanyak 10 jiwa,” jelasnya.

Baca Juga:  Doktor Linguistik Arab dari Indonesia Dikukuhkan di Universitas Islam Madinah

Sugeng menyebutkan, untuk mengantisipasi dan menekan timbulnya korban jiwa dan materi yang besar. BPBD telah melakukan berbagai upaya, di antaranya program desa tangguh bencana. Namun, program itu masih belum terlaksana maksimal.

Dari 354 desa yang ada di Kabupaten Cianjur, dikatakan Sugeng, hanya sembilan desa yang sudah tersentuh program desa tangguh bencana. “Memang program tersebut baru berjalan sekitar dua tahun terakhir. Saat ini baru sembilan desa, dari 354 desa di Cianjur. Kami masih terkendala dengan anggaran, karena pemerintah sedang fokus pada infrastruktur,” katanya.

Baca Juga:  Ternyata Warna Sperma Bisa Ungkap Hal Ini

Namun, sambung Sugeng, jajarannya tetap optimis program desa tangguh bencana itu dapat terlaksana di seluruh desa di Kabupaten Cianjur. “Kami targetkan dalam satu tahun anggaran ada atau terbentuk lima desa tangguh bencana di Kabupaten Cianjur,” ucapnya.

Selain program desa tangguh bencana, Sugeng menambahkan, BPBD Cianjur juga memiliki program lain yaitu, budaya sadar bencana, dan sekolah aman bencana. “Intinya, kami terus berupaya untuk mengantisipasi dan menekan timbulnya korban jiwa yang besar dalam setiap terjadinya bencananya di Cianjur,” pungkasnya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat