Inilah Penyebab ASI Tidak Keluar Setelah Melahirkan

JABARNEWS | BANDUNG – Seperti kita ketahui, tugas selanjutnya sang ibu setelah melahirkan adalah menyusui bayinya. Namun, terkadang masalah muncul saat menyusui. Beberapa ibu mengeluhkan air susunya tidak keluar sehingga belum dapat menyusui bayinya beberapa hari setelah kelahiran.

Hal tersebut merupakan hal yang normal terjadi. Air susu ibu (ASI) biasanya baru keluar dua sampai tiga hari setelah melahirkan pada beberapa ibu. Namun, yang menjadi masalah adalah jika ASI ibu tidak keluar sampai hari keempat atau ASI ibu keluar tetapi sangat sedikit sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan bayinya, dan akhirnya ASI juga tidak keluar.

ASI yang lancar pun dipengaruhi oleh isapan bayi. Semakin sering bayi mengisap payudara ibu untuk mendapatkan ASI, maka akan semakin lancar juga ASI yang keluar. Jika ASI yang keluar sedikit sejak awal sehingga akhirnya ibu jarang memberikan ASI-nya pada bayi, maka lama-kelamaan produksi ASI pun berhenti dan ASI tidak keluar.

Mengapa ASI tidak keluar meski sudah melahirkan? ASI mungkin bisa saja tidak keluar yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor kelahiran, faktor saat menyusui, faktor ibu, dan lainnya. Berikut di bawah ini merupakan penyebab-penyebab ASI tidak keluar, antara lain:

1. Faktor Kelahiran

Faktor kelahiran bisa menjadi alasan mengapa ASI tidak kunjung keluar. Faktor kelahiran ini, seperti:

  • Ibu stres atau mengalami persalinan traumatik karena proses persalinan yang sangat lama atau dilakukan dengan operasi caesar sehingga mempengaruhi hormon stres yang berdampak pada tertundanya pengeluaran ASI.
  • Penggunaan cairan intravena atau cairan infus yang banyak selama proses persalinan dapat menyebabkan payudara bengkak dan ketersediaan ASI tertunda sampai payudara kembali normal.
  • Kehilangan banyak darah, yaitu lebih dari 500 ml. Biasanya terjadi karena ibu mengalami perdarahan setelah melahirkan. Hal ini bisa mengganggu kerja kelenjar hipofisis di otak yang mengontrol hormon laktasi.
  • Plasenta yang tertahan atau apapun yang mempengaruhi fungsi plasenta dapat menunda ASI keluar.
  • Obat penghilang rasa sakit yang diberikan saat proses persalinan juga dapat menunda ASI keluar.

2. Faktor Kesehatan Ibu

Ibu yang mengalami masalah kesehatan dapat mempengaruhi hormon yang berhubungan dengan produksi ASI. Beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi hormon dan produksi ASI adalah:

  • Diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional. Diabetes dibagi dua jenis, yaitu diabetes yang disebabkan oleh tubuh yang tidak cukup memproduksi insulin (diabetes mellitus tipe 1) atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin dengan baik (diabetes mellitus tipe 2). Insulin turut mempengaruhi produksi ASI dan fluktuasi besar dari insulin dapat berdampak pada cadangan ASI. Namun, tidak semua ibu dengan diabetes memiliki masalah ini. mengontrol kadar gula darah dan kadar insulin dapat membantu menjaga produksi ASI tetap stabil.
  • Gestational ovarian theca lutein cysts. Kista ini berkembang saat kehamilan dan menyebabkan kadar hormon testosteron meningkat sehingga menekan produksi ASI setelah melahirkan. Penelitian menunjukkan bahwa kadar hormon testosteron menurun setelah tiga sampai empat minggu sejak kista diatasi dan pada akhirnya proses menyusui dapat berjalan normal.
  • Kelebihan berat badan atau obesitas. Ibu yang sudah memiliki kelebihan berat badan sebelum hamil berisiko untuk mengalami tertundanya pengeluaran ASI dan ASI keluar hanya sedikit. Ini berhubungan dengan produksi prolaktin yang rendah. Jika yang menyebabkan obesitas ini adalah gangguan metabolisme, seperti sindrom ovarium polikistik atau hipertiroidisme, ini juga merupakan faktor yang mempengaruhi cadangan ASI.
  • Pengobatan yang dilakukan ibu. Beberapa obat dapat menyebabkan produksi ASI sedikit, seperti kontrasepsi hormonal. Kontrasepsi hormonal mengandung hormon estrogen yang dapat mempengaruhi produksi ASI.

3. Faktor Payudara Ibu

Masalah pada payudara ibu dapat membuat produksi ASI sedikit dan ASI telat keluar. Beberapa masalah payudara ibu yang mempengaruhi produksi ASI adalah:

  • Kelahiran prematur. Kelahiran prematur mungkin menyebabkan terhentinya pertumbuhan jaringan payudara yang memproduksi ASI pada akhir kehamilan sehingga mengakibatkan jaringan yang memproduksi ASI hanya sedikit saat kelahiran. Tetapi hal ini bisa diatasi dengan manajemen menyusui yang baik sehingga pertumbuhan jaringan payudara dapat berlanjut setelah melahirkan.
  • Payudara belum berkembang sempurna. Ini bisa disebabkan karena hipoplasia atau jaringan kelenjar susu yang tidak cukup.
  • Operasi atau cedera pada payudara, yang menjadikan jaringan payudara hilang atau rusak atau rusaknya saraf yang berhubungan dengan pengeluaran ASI.
  • Bentuk puting payudara yang tidak biasa, seperti puting payudara datar atau masuk ke dalam.

4. Faktor Manajemen Menyusui

Pemisahan ibu dan bayi setelah kelahiran dan awal menyusui yang buruk dapat mempengaruhi keluarnya ASI. Hal ini karena semakin cepat payudara ibu dikosongkan atau semakin cepat bayi menyusui pada jam-jam atau hari pertama setelah kelahiran berhubungan dengan cadangan ASI yang lebih tinggi. Jika menyusui atau memompa ASI pada awal-awal setelah kelahiran jarang dilakukan oleh ibu, produksi ASI akan sedikit bahkan bisa berhenti. Perlu diingat, semakin sering ASI dikeluarkan, maka semakin lancar juga produksi ASI.

Apa yang harus saya lakukan jika ASI belum keluar pada hari keempat? Tertundanya pengeluaran ASI dapat mengakibatkan bayi kehilangan berat badannya dan ini dapat membuat terhambatnya perkembangan fisik dan mental bayi. Oleh karena itu, Anda harus berusaha “memancing” ASI keluar. Bisa dengan cara kontak kulit dengan bayi, memijat payudara atau memompa ASI keluar dengan tangan setiap jam.

Sebaiknya selalu memantau berat badan bayi, jika berat badan bayi turun lebih dari 7% dari berat lahir karena bayi tidak cukup ASI, mungkin suplementasi susu diperlukan, bisa dari donor ASI atau susu formula. Semoga informasi di atas dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda. (Fin)

Sumber artikel ini diambil dari Hellosehat

Jabarnews | Berita Jawa Barat

Baca Juga:  Fantastis! Ridwan Kamil Sebut Pendapat TV Digital Capai Ratusan Triliun