Bata Merah Melambung Naik

JABARNEWS | MAJALENGKA – Banyaknya pembangunan fisik di wilayah Kabupaten Majalengka, yang menyangkut proyek pribadi, pemerintahan maupun swasta, membuat bahan baku bata merah kini laku keras. Harganya pun ikut naik, seperti halnya momen naiknya harga kebutuhan pokok menjelang lebaran.

Kenaikan harga material bata merah‎ untuk bahan bangunan gedung maupun rumah, juga karena faktor mahalnya pekerja pembuat bata. Pembuat atau pencetak bata dibayar per-hari, dan rata-rata harus dibayar antara 80 sampai 100 ribu. Kesulitan lainnya yakni bahan baku tanah dan dedak kasar tanah untuk pembuatan bata kini semakin sulit.

Baca Juga:  Salut, Mantan Napi Tobat Dan Sukses

Salah seorang pembeli di wilayah Jatiwangi, Didi (35) mengatakan pihaknya cukup kesulitan untuk ‎membeli atau memesan bata merah. Hal itu dilakukannya untuk rencana membuat rumah yang akan dilaksanaknnya bulan depan.

“Fakta bahwa kini bata merah laku keras, hal itu terlihat dari ‎kobongan bata yang nyaris tidak ada stok. Saya sampai harus keliling Jatiwangi dan Ligung. Kalaupun dapat itu harganya sudah naik, yakni Rp. 600 perak perbata. Sementara dulu masih Rp. 500 per-bata.” ungkapnya, Senin (9/7/2018).

Baca Juga:  Catat Waktunya, Istana Bogor Dibuka Untuk Umum

Didi mengatakan untuk membuat rumah idamannya ia membutuhkan tiga sampai empat ribu bata merah. Sehingga dengan kenaikan harga seratus rupiah saja, hal tersebut cukup lumayan untuk dihitung dalam anggaran pembuatan rumah.

“Belum untuk ongkos pekerja bangunan dan para tukangnya. Sekarang ini katanya banyak yang membangun. Ada banyak pembangunan untuk proyek pemerintahan maupun oleh pihak swasta, terutama di wilayah Jatitujuh dan Kertajati,” ungkapnya.

Hal senada dibenarkan oleh salah seorang bandar bata, M. Ceceng mengatakan akibat banyaknya permintaan bata merah membuatnya kesulitan melayani pembeli. Terlebih ada beberapa pelanggan yang memang sudah memesan jauh hari, bahkan uangnya telah disimpan sebagai bukti keseriusannya membutuhkan bata merah.

Baca Juga:  Begini Upaya Pemprov Jabar Selesaikan Masalah Ponpes Al-Zaytun

“Enam bulan atau jauh-jauh hari banyak yang sudah pesan. Uangnya bahkan mereka dahulukan. Jadi untuk pemesan yang mendadak, nyaris tidak kebagian. Tetapi memang harganya kini naik. Beberapa faktor mulai dari bahan baku, pekerja harian dan sebagainya membuat harga bata harus naik,”ungkapnya. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat