Pedagang Hewan Kurban Berdatangan Ke Depok

JABARNEWS | DEPOK – Menjelang hari raya Idul Adha yang jatuh 22 Agustus 2018 mendatang. Sejumlah pedagang hewan kurban sudah mulai membuka lapaknya, kemarin. Salah satunya, Muhammad Ismail (56) yang membuka lapak sapi kurban di Jalan KSU, Sukmajaya, Depok.

“Hari ini baru buka. Lapak saya khusus sapi, ini semuanya sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB). Dari NTB dibawa ke Surabaya pakai kapal, habis itu baru dibawa pakai truk tronton ke sini (Depok),” kata Ismail dikutip dari radardepok, Senin (9/7/2018).

Dia merupakan salah satu pengusaha hewan kurban musiman jelang hari raya Idul Adha sejak tahun 2015 di Kota Depok. Sapi yang dijualnya merupakan sapi dibiarkan bebas di tanah kelahirannya, dan baru diambil ketika ada keperluan. “Ini sapi yang dilepas di alam, jadi enggak diternak, baru pas ada keperluan seperti Idul Adha saja sapinya diambil untuk dijual,” katanya.

Baca Juga:  Distribusikan Hewan Kurban ke Masyarakat dan Ponpes, Polres Purwakarta: Semua Sehat dan Layak

Menurutnya, sapi yang dibiarkan bebas di alam memiliki tekstur daging yang berbeda dibanding sapi peternak. Perbedaan itu terasa dari tekstur daging yang sedikit keras dan padat dengan ukuran tulang lebih kecil.

“Kalau sapi yang dibiarkan bebas di alam itu tekstur dagingnya agak keras, padat dan tulangnya lebih kecil dibanding sapi peternak. Kalau soal pas disembelih itu tergantung kemampuan yang si tukang jagalnya bagaimana,” kata Ismail.

Ada 85 sapi yang terbagi dalam tiga kategori, yakni ukuran besar, sedang, dan kecil dengan harga yang berbeda. Untuk sapi ukuran besar seberat 500 kilogram dijual Rp 27 juta. Sapi ukuran sedang seberat 360 kilogram dijual Rp 18,5 hingga Rp 19 juta.

Baca Juga:  Gesits Resmi Sepeda Motor Listrik Rakitan Indonesia

Sedangkan sapi ukuran kecil seberat 250 kilogram dijual seharga Rp 13 hingga 15 juta. Sementara itu, dari pengalamannya berdagang kualitas sapi yang baik dapat terlihat dari kotorannya.

“Sebenarnya ada beberapa cara untuk melihat sehat atau tidaknya sapi. Tapi buat orang awam itu yang paling mudah dengan melihat kotoran sapinya. Kalau kotorannya padat berarti sehat, tapi kalau berair berarti sapinya enggak sehat,” katanya.

Selain kotoran, pola makan sapi yang lahap, mata, gigi, bulu serta postur sapi yang tegap merupakan ciri sapi yang sehat. Ciri ini harus diketahui pembeli karena pemilihan sapi untuk hewan kurban bukan soal yang mudah.

Baca Juga:  Perharian! Polres Karawang Larang Perayaan Malam Tahun Baru

“Harus teliti pas beli, postur sapi pas berdiri, lahapnya dia makan, mata dan gigi yang enggak rusak itu harus dipastikan. Karena ini untuk hewan kurban, enggak bisa asal milih, saya juga enggak berani jual sapi yang sakit. Makannya kesehatan sapi itu selalu dijaga,” terangnya.

Guna menjaga kesehatan sapi dagangannya, dirinya mengaku bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok. Kerja sama itu diharapkan dapat membuat pembeli sapi di lapaknya percaya dengan kualitas sapi.

“Setiap satu minggu sekali ada petugas dari Pemkot Depok yang memeriksa kesehatan sapi. Biar pembeli juga percaya sama kita, karena usaha seperti modalnya kepercayaan pembeli. Nanti di sini juga ada teman yang buka lapak kambing,” pungkasnya. (Yfi)

Jabarnews | Berita Jawa Barat