Jauh Dan Antri Naik Perahu, Sekolah Ini Sepi Peminat

JABARNEWS | PURWAKARTA – Sejak berdiri 2013 lalu, jumlah siswa baru yang mendaftar ke SMAN 13 Purwakarta tak pernah lebih dari 80 pelajar. Padahal SMA ini satu-satunya sekolah negeri di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta.

Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMAN) 13 Purwakarta, Ahmad Riva’i mengatakan, seperti pada tahun ajaran 2018/2019 ini tercatat jumlah siswa baru yang mendaftar hanya sebanyak 75 orang, padahal jumlah lulusan SMP di Kecamatan Sukasari mencapai 200 orang.

“Sudah enam tahun berdiri jumlah siswa baru di sekolah kami paling banyak 80 siswa,” ujar Ahmad, saat ditemui di SMAN 1 Sukasari, yang sekarang menjadi SMAN 13 Purwakarta ini, Senin (16/7/2018).

Baca Juga:  Eril Belum Ditemukan di Sungai Aare Swiss, Ridwan Kamil Sampaikan Ini

Menurutnya, berbagi upaya sudah dilakukan pihaknya menarik minat lulusan SMP untuk masuk ke SMAN ini termasuk melakukan sosialisasi ke tiap Desa yang ada di Kecamatan Sukasari.

“Namun belum membuahkan hasil. Minat anak usia sekolah utuk melanjutkan jenjang pendidikan ke SMA di Kecamatan Sukasari masih rendah,” ujarnya.

Menurut Ahmad, tak adanya transportasi umum dan jarak yang jauh adalah salah satu alasan membuat anak enggan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA.

“Kalau anak-anak yang deket dengan sekolah SMA ini, seperti Desa Kertamanah itu banyak yang meneruskan, namun untuk Desa yang jaraknya jauh dengan sekolah SMA ini seperti Desa Ciririp, Desa Sukasari dan Desa Parungbanteng itu banyak anak yang enggan meneruskan sekolah ke tingkat SMA,” papar Ahmad.

Baca Juga:  Dianggap Merugikan, Dedi Mulyadi Berharap Izin PT MSS Dicabut

Karena jarak yang jauh, lanjut dia, ada siswa-siswi yang harus menggunakan perahu menuju sekolah.

“Kami sediakan perahu untuk mengantar jemput mereka untuk pergi ke sekolah, namun jumlah perahu yang kami miliki cuma satu buah dan itu harus digunakan antar jemput 35 siswa, sedangkan daya angkut perahu cuma untuk 15 orang dalam sekali jalan. Karena keterbatasan perahu tersebut, jadi siswa-siswi yang lain harus nunggu dulu,” ucap Ahmad.

Baca Juga:  MUI Kota Depok Katakan Ini Untuk Pengembangan SDM ASN

Sementara, salah seorang siswi kelas 3 SMAN 13 Purwakarta, Siti Nuraeni (18) mengaku, selama hampir tiga tahun dirinya menggunakan transportasi perahu untuk ke sekolah SMA, karena jika menggunakan jalur darat jauh dan tak ada transportasi umum.

“Kalau pake jalan darat jauh pak, saya lebih baik pake perahu aja. Namun harus nunggu antrian, karena perahu milik SMA cuma satu. Sedangkan kalau pake perahu yang lain ongkosnya lumayan mahal pak, bisa Rp 10 ribu untuk sekali jalan saja,” ujar Siti. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat