EWS Priangan Sebagai Kontrol Pengendalian Inflasi Di Jabar

JABAR NEWS | BANDUNG – Bertempat di Aula Barat, Gedung Sate, Bandung, Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) & Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat (Jabar) menggelar kegiatan Kick Off Implementasi Early Warning System (EWS) Portal Informasi Harga Pangan (Priangan).

Fitur EWS itu sendiri merupakan bagian dari pengembangan PRIANGAN sebagai salah satu alat dalam rangka pengendalian inflasi di Jabar serta sebagai bagian dari program Profer Kahiji Utama Jilid II, terutama dalam hal Antisipasi Permintaan.

Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar, Wiwiek Sisto Widayat dalam kegiatan tersebut menyampaikan mengenai perkembangan inflasi pada bulan Mei 2017.

Berdasarkan data realisasi inflasi daerah pada bulan Mei 2017, seluruh Provinsi di wilayah Jawa mengalami inflasi yang cukup tinggi atau diatas 4%. Inflasi Jabar mengalami peningkatan dari 3,92 % (yoy) pada April 2017 menjadi 4,14 % (yoy) pada Mei 2017.

“Inflasi tersebut merupakan yang ketiga terendah di wilayah Jawa Setelah DKI Jakarta dan DI Yogyakarta,” tutur Wiwiek.

Wiwiek menjelaskan, peningkatan inflasi Jabar di bulan Mei disebabkan oleh mulainya bulan Ramadhan dan lanjutkan kebijakan pemerintah terkait dengan kenaikan tarif listrik 900va tahap III.

Hal ini tercermin dari inflasi bulan Mei 2017 sebesar 0,45 % (mtm) atau meningkat dibanding April 2017 sebesar 0,17% (mtm) dan jika dibandingkan nasional inflasi Jabar lebih tinggi (0,39%).

“Selain itu, inflasi tahun berjalan hingga Mei 2017 mencapai 1,84% (ytd) lebih tinggi dibanding rata-rata inflasi year-to-date Mei lima tahun terakhir, yaitu sebesar 1,08% (ytd),” jelasnya.

Sementara itu ditempat yang sama, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) yang juga sebagai Pembina FKPI Jabar dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) diharapkan mampu meminimalisir/menghilangkan kendala asymmetric information sehingga pada akhirnya dapat tercipta kestabilan harga pangan.

“Pengembangan fitur EWS PRIANGAN juga menjadi salah satu tools untuk mendukung pemerintah dalam pengambilan kebijakan dalam menjaga kestabilan harga, meminimasi disparitas harga, dan menjamin ketersiedian bahan pokok,” ungkap

Selain itu Aher menambahkan, dengan adanya fitur tambahan tersebut, diharapkan juga mampu membentuk persepsi positif dari masyarakat dan dapat menekan ekspektasi masyarakat akan gejolak harga komoditas.

“Tonggak awal dari fitur EWS berasal dari Kementrian Perdagangan menggagas suatu perangkat pemantau harga komoditas pangan strategis yang disebut Sistem Pemantau Pasar Kebutuhan Pokok atau SP2KP,” terang Aher.

SP2KP diharapkan dapat menjadi instrumen yang mendukung pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam menjaga kestabilan harga, meminimasi disparitas harga dan menjamin ketersediaan bahan pokok, termasuk memberikan notifikasi dan deteksi dini kepada regulator jika terjadi gejolak harga, kelangkaan stok, dan peningkatan disparitas harga bahan pokok atau fungsi EWS.

“Ada 10 harga komoditas yang bisa dipantau menggunakan EWS Priangan, yaitu, Beras, Bawang Merah, Bawang Putih, Cabai Merah, Cabai Rawit, Daging Ayam Ras, Telur Ayam Ras, Daging Sapi, Gula Pasir dan Minyak Goreng,” ujar Aher. (Zal)

Jabar News | Berita Jawa Barat