Kemarau, Warga Tasikmalaya Kesulitan Cari Air Bersih

JABARNEWS | TASIKMALAYA – Akibat musim kemarau sejak beberapa hari terakhir, membuat sejumlah kawasan di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya mengalami kekeringan. Akibat kekeringan tersebut, warga yang berada di titik rawan kekeringan menjadi kesulitan mendapatkan air, Sabtu (28/07/2018).

Salah seorang warga, Ai (31) mengatakan, wilayahnya di Kampung Ciledug, Desa Sukasukur, Kecamatan Mangunreja , Kabupaten Tasikmalaya, mengatakan kekeringan di wilayah tersebut telah terjadi sejak tiga bulan lalu. Sumur di belakang rumahnya yang biasa digunakan untuk aktivitas dapurnya pun ikut mengering.

Baca Juga:  Hari Waisak, 1.078 Narapidana Budha Dapat Remisi Khusus, 12 Langsung Bebas

“Sekarang air sudah susah. Sawah juga kering semua. Buat kebutuhan sehari-hari enggak ada air karena sumurnya udah kering sejak mulai kemarau,” kata Ai saat dijumpai di sekitar di kediamannya, Sabtu (28/07/2018).

Bahkan, kata Ai, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain membeli air galon terpaksa musti jalan kaki ke sumber air. “Itu lumayan jauh kang, sekitar satu kilometer jaraknya,” katanya.

Sedangkan untuk minum, warga terpaksa membeli. “Sebagian warga harus beli ke tukang air keliling. Harganya Rp 5.000 per galon,” paparnya.

Baca Juga:  Puluhan Anak dan Pelatih Berikrar Hapus Diskriminasi Melalui Pledge United

Kekeringan juga ditemukan di wilayah Kota Tasikmalaya. Sebagian besar warga yang hidup di kota kesulitan mendapatkan air. Nana, salah seorang warga Kampung Ciatal, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya mengaku kewalahan dengan kondisi kekeringan tersebut.

Salah satu cara yang dilakukan yakni dengan memperdalam sumur bor. “Saya sudah menggali selama lima hari hingga kedalaman delapan meter, namun air belum juga ada,” kata Nana sambil terus melakukan pengerukan dasar sumur.

Apalagi, warga di Kampung Ciatal dan Cikadu belum teraliri PDAM. Akibatnya, warga kesulitan mencari air saat kemarau tiba. Aliran sungai yang berada di perkampungan pun ikut surut. Sawah-sawah yang seharusnya bisa panen tiga kali dalam setahun hanya mampu dipanen sebanyak dua kali akibat kekeringan.

Baca Juga:  Pangandaran Injak Rem Darurat Usai Lonjakan Covid-19, Semua Wisata Ditutup

“Harapan warga di sini, supaya diperhatikan pemerintah. Kami sudah bertahun-tahun kalau musim kemarau pasti enggak ada air. Kalau bisa air dari PDAM bisa dirasakan oleh warga di sini,” kata dia. (Yud)

Jabarnews | Berita Jabar