DPRD Ciamis Pertanyakan Penobatan Raja Galuh

JABARNEWS | CIAMIS – Ketua Komisi IV DPRD Ciamis, Hendra Marcusi, mempertanyakan adanya penobatan Raja Galuh yang diprakarsai oleh Budayawan yang tergabung dalam Galuh Sadulur. Menurutnya, meski penobatan Raja Galuh itu bertujuan untuk pelestarian budaya, namun aspek sejarah kegaluhannya pun harus terpenuhi. Karena aspek budaya dan sejarah tidak bisa dipisahkan begitu saja.

“Banyak yang ingin saya tanyakan terkait penobatan itu. Pertama, kalau sekarang ada Raja Galuh, lalu dia itu raja untuk siapa? Kedua, kalaupun aspek Raja Galuh-nya sudah terpenuhi, misalkan, kemudian saya bertanya, apakah sudah sesuai dengan tata cara pemilihan raja yang berdasar aturan Kerajaan Galuh? Satu hal lagi, apakah penobatan itu sudah mendapat restu dari seluruh tokoh yang memiliki keturunan Kerajaan Galuh?,” katanya, kepada dikutip HR Online, Senin (30/7/2018).

Baca Juga:  Mantan Menpan RB Daftar Jadi Bakal Caketum PAN

Hendra menambahkan, apabila penobatan itu bertujuan untuk pelestarian budaya, jangan sampai aspek sejarahnya diabaikan. Karena, menurutnya, apabila dalam penobatan Raja Galuh ini terdapat pelencengan sejarah, dikhawatirkan akan merusak tatanan dari sejarah itu sendiri.

“Saya mengkritisi bukan berarti ingin merecoki, tetapi sekedar ingin mengingatkan, apakah dalam mekanisme penobatan Raja Galuh ini sudah benar seperti itu aturannya atau tidak merusak tatanan sejarah. Namun, saya juga tidak menilai apakah penobatan itu sudah benar atau salah. Silahkan dari pihak sana (Galuh Sudulur) menjelaskan kepada publik atas pertanyaan-pertanyaan tadi,” ujarnya.

Baca Juga:  Dear Ibu Hamil, Dokter Bilang Jangan Takut Melahirkan Saat Pandemi Corona

Hendra juga mempertanyakan agenda dari adanya penobatan Raja Galuh tersebut. Menurutnya, para budayawan yang menggagas penobatan Raja Galuh harus menjelaskan kepada publik terkait agenda apa yang akan mereka gulirkan.

“Memang benar mereka menyebut Raja Galuh ini tanpa mahkota dan tahta kekuasaan. Tetapi perlu dijelaskan juga kepada publik agenda mereka itu apa. Sehingga publik tidak menjadi bertanya-tanya,” ungkapnya.

Baca Juga:  31 Juta Data Pemilih Pemilu 2019 Tak Sinkron

Hendra mengatakan, apabila penobatan Raja Galuh ini memiliki agenda besar, seperti mengembalikan mahkota binokasih milik Kerajaan Galuh yang kini berada di Sumedang, baru dirinya akan mengacungkan jempol.

“Jadi, agenda besarnya apa? Itu harus jelas. Hal itu agar penobatan Raja Galuh ini tidak menimbulkan banyak pertanyaan publik,” tegasnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat