Emil: Saatnya Warga Bandung Pakai Smart Card

JABARNEWS | BANDUNG – Di akhir masa jabatannya, Walikota Bandung Ridwan Kamil masih terus berinovasi. Salah satunya dengan menerapkan model transaksi non tunai atau cashless. Sampai saat ini, sudah ada delapan perbankan yang siap bekerja sama dan memasyarakatkan metode baru ini.

’’Delapan perbankan sudah kerjasama. Kami juga sudah menghitung warga Bandung menjadi konsumen dari delapan bank ini, karena semua sudah tercover. Kami imbau warga Bandung melaksanakan transaksi jangan tunai lagi semua non tunai,’’ tutur Emil usai launching smart card di Bandung, Senin (13/8/2018).

Selain itu, Emil juga meminta kepada depalan perbankan tersebut untuk memperlus vendor-vendor. Itu dilakukan agar masyarakat tidak kesulitan untuk melakukan top up atau pengisian ulang saldo smart card tersebut.

Baca Juga:  Soal KBM Tatap Muka, Dinas Pendidikan Sergai: Menunggu Perbup

Walikota flamboyan ini juga menekankan kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) yang ada di lingkungan Pemkot Bandung untuk menggunakan smart card. ’’Jangan pakai tunai lagi semua pakai cashless. Mudah-mudahan ke depan dilanjutkan Pak Oded (Walikota Bandung terpilih, red) nanti,’’ ujarnya.

Ia berharap, konsep transaksi non tunai atau cashless ini bisa menjadi percontohan. ’’Kita biasakan mulai dari sekarang bertransaksi non tunai, serba elektronik,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Helmi Budiman Kebingungan: Butuh Biaya Besar untuk Perbaiki Jembatan Rusak Akibat Banjir, Totalnya Miliaran

Di koperasi, ASN bisa membeli sembako agar murah. Makanya ASN diwajibkan untuk menggunakan smartcard.

Emil menambahkan, program ini pun akan dibawanya ketika dirinya sudah dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat nanti. ’’Saya akan mengimbau kepada hampir 50 juta warga Jabar untuk mulai mempertinggi keamanan transaksional melalui kartu atau smartcard,’’ katanya.

Bandung smart card ini, kata dia, diensorse Pemkot Bandung. Sehingga, ketika pada pelaksanaannya nanti ada hal-hal yang dianggap kurang maksimal, pemkot pun akan ikut bertanggung jawab.

’’Kalau ada apa-apa pemkot ikut memediasi, ikut melakukan sosialisasi dengan maksimal. Jadi, kalau business to bussiness artinya sebagai pimpinan daerah ikut berkewajiban mengampanyekan masyarakat bertransaksi non tunai,’’ tandasnya.

Baca Juga:  Ini Tema Yang Diangkat Jambore Nasioal ke 11

Pihaknya pun tidak membatasi para pengguna smart card ini. Siapapun dan apapun jenis transaksinya, harus menggunakan metode baru yakni cashless.

’’Jadi mulai sekarang yang ada di dalam dompet itu kartu bukan uang tunai. Malah, saya amati tidak sedikit orang yang menyimpan kartunya di balik cassing handphone. Jadi simpel mudah dibawa ke mana-mana,’’ ujarnya, seraya menambahkan, penyewaan sepeda yang ada di pusat kota pun bisa menggunakan smart card. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat