Ziarah Ke Makam Syaikh Quro: Menyerap Keteladanan Tokoh Karawang

BEBERAPA waktu yang lalu, saya bersama kawan-kawan melakukan ziarah pada makam Waliyyullah Syaikh Quro, yang dikenal pula dengan nama Qurotul Ain atau Syaikh Hasanudin atau Syaikh Mursahadatillah.

Dalam sejarah disebutkan bahwa Beliau termasuk ulama yang menyebarkan agama Islam di Tatar Sunda. Jika sebelah timur Tatar Sunda penyebaran Islam dikenalkan oleh Sunan Gunung Djati, sedangkan arah barat di antaranya oleh Syaikh Quro.

Banyak cerita atau legenda tentang proses masuknya agama Islam ke masyarakat Karawang. Tentu ada unsur mitos dan fakta sejarah dalam rangkaian cerita yang berkembang dan tersebar di tengah masyarakat tentang sosok Syaikh Quro. Namun, secara historis artefak berupa makam Syaikh Quro menjadi bukti keberadaan tokoh Islam yang berjasa dalam Islamisasi di Karawang, Jawa Barat.

Dalam sejarah diceritakan Syaikh Quro ini ahli qiroat, yaitu seorang ulama yang fasih dan indah dalam melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran, sehingga populer dijuluki Syaikh Quro. Kabarnya Beliau ini dari Champa dan tiba di Karawang, tepatnya daerah pelabuhan Pura Dalem. Syaikh Quro tinggal dan berkeluarga serta saat meninggal dunia dikuburkan di Pulobata, Karawang.

Baca Juga:  Buron Korupsi Tol JORR Senilai Rp 1,05 Triliun Ditangkap

Alhamdulillah, saya merasa senang bisa berkunjung ke lokasi makam sekaligus bertemu dengan pengelola makam dan pimpinan majelis Syaikh Quro. Banyak cerita dan hikmah yang saya dapatkan dari pertemuan dengan mereka, di antaranya Haji Leo dan Ustad Jojo (Abah Anom).

Menurut penuturan kedua tokoh tersebut bahwa makam Syaikh Quro banyak dikunjungi saat bulan Ramadhan, tepatnya saat haul pada awal Ramadhan yang digelar dengan aneka kegiatan bernafaskan agama dan budaya. Saat momentum tawasulan setiap jumat kliwon jumlah jamaah yang hadir di kompleks makam Syaikh Quro sekira puluhan ribu orang. Bahkan setiap hari pun ada yang berziarah ke makam Syaikh Quro.

Baca Juga:  Bima Arya Bersama Forkopimda Pantau Pelaksanaan PPKM di Kota Bogor

Saya dan teman-teman merasakan ketenangan dan khusyuk kala berdoa di makam Waliyullah Syaikh Quro. Sehingga sampai lupa untuk mengabadikan suasana berdoa di makam. Mungkin suatu saat nanti bisa diabadikan sebagai upaya mengenalkan jejak tokoh Islam di Tatar Sunda.

Saya kira tokoh Islam Karawang ini layak dikenalkan pada generasi milenial, sehingga generasi muda Islam memahami dan dapat mengambil teladan dari sosok Syaikh Quro. Sebab yang dilakukan oleh Syaikh Quro dalam menyebarkan ajaran Islam di Karawang dilakukan dengan cara-cara etis, penuh kearifan, dan melebur dengan masyarakat. Sehingga orang-orang yang belum mengetahui Islam bisa tertarik dan merasa tidak terpaksa saat berpindah agama pada Islam. Dalam hal ini model pendidikan agama yang berbasiskan budaya dapat dikatakan efektif untuk pendidikan, pengajaran, dan menjadi perekat masyarakat.

Baca Juga:  KPU Subang Klaim Persiapan Pilkada Capai 100 Persen

Terima kasih untuk Bapak Haji Leo sebagai pimpinan majelis Syaikh Quro dan Ustad Jojo (Abah Anom) sebagai pengelola makam Syaikh Quro, yang sudah berbagi cerita dan hikmah perjuangan dalam menyebarkan agama Islam yang dirintis oleh Syaikh Quro.

Setelah melihat keadaan sosial dan budaya masyarakat Karawang, terutama lokasi sekitar Makam Syaikh Quro, saya melihat potensi yang sangat luar biasa untuk dikembangkan dari aspek ekonomi masyarakat, wisata spiritual, pendidikan, dan lainnya.

Demikian yang bisa saya bagi atas silaturahim dan ziarah di Makam Syaikh Quro. Semoga bermanfaat. [***]

Oleh: Dr.Joko Trio Suroso, Drs, SH, MH, MBA

Penulis adalah pegiat pendidikan