Surat Abdul Majid Mahasiswa UIN Yogyakarta: Harmonisasi Purwakarta Istimewa

Assalamualaikum.Wr.Wb.

Sampurasun.

Purwakarta Istimewa sekarang bisa dibilang menjadi slogan sekaligus identitas baru bagi masyarakat Purwakarta. Saya pribadi tidak bisa menafikan kalau sekarang saya lebih percaya diri menjadi orang Purwakarta di tanah orang.

Sudah tiga tahun saya tinggal di Yogyakarta untuk menempuh studi di salah satu perguruan tinggi di kota pelajar ini. Satu pengalaman pernah membuat saya tertegun ketika saya memperkenalkan diri sebagai putra Purwakarta. Rata-rata orang-orang yang saya temui mengatakan baru tahu kalau ada sebuah kabupaten bernama Purwakarta.

Mereka lebih mengenal Purwekerto. Bahkan ada dari mereka beranggapan bahwa Purwakarta dan Purwekerto itu satu kota, dan yang membedakan hanya penyebutan Purwakarta oleh orang-orang Jawa yang mengunakan huruf vokal “O”.

Sungguh ironi yang kadang membuat saya pesimistis untuk mengatakan dari mana saya berasal. Hal yang sama juga sempat dialami beberapa teman saya yang juga tengah menempuh studi di Yogyakarta. Namun, belakangan seorang teman yang berasal dari Madura sempat mengungkapkan kesannya terhadap perubahan Purwakarta.

“Taman air mancur Sri Baduga katanya air mancur tertinggi se-Asia Tenggara ada di Purwakarta. Kapan-kapan ajak saya main ke sana ya,” kata dia.

Dari ungkapan tersebut saya menemukan kesadaran baru, bahwa Purwakarta di bawah kepemimpinan Kang Dedi, telah berhasil melakukan perubahan di banyak sektor. Seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kebudayaan, dll.

Hampir tidak ada suatu celah untuk mengatakan tidak sempurna terhadap Purwakarta pada pemerintahan Kang Dedi. Pasar-pasar di berbagai tempat di purwakarta terlihat lebih bersih dan asri. Anak-anak sekolah bisa mengenal kebudayaan lokal melalui pakaian khas sunda. Simbol-simbol kebudayaan unjuk gigi.

Dengan begitu seluruh lapisan masyarakat Purwakarta mampu mengenal kebudayaan Sunda yang bisa dikatakan hampir terlupakan di tengah arus globalisasi yang begitu luar biasa cepat ini.

Alhasil, bisa dikatakan Kang Dedi berhasil mewariskan banyak hal berharga yang bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Purwakarta. Lalu, apa sebenarnya tugas mendatang bagi pemimpin selanjutnya?

Menurut saya, selain harus terus berinovasi, adalah merawat Purwakarta Istimewa akan menjadi tugas berat bagi masyarakat Purwakarta, terkhusus pemerintah.

Tentu kalau kita ingat beberapa tahun ke belakang, ketika masa pemerintahan Kang Dedi Mulyadi rajin menguatkan identitas kebudayaan lokal, banyak reaksi bernada negatif membombardir program tersebut.

Awal tahun 2016, reaksi pro dan kontra dari beberapa kalangan ormas terhadap pembangunan simbol-simbol kebudayaan, seperti patung, bermunculan. Hal tersebut menandakan apa yang disebut dengan “maksud baik pemerintah terkadang tidak bisa bertemu dengan persepsi masyarakat atau pun ormas tertentu”.

Namun, ini tidak saya maksudkan untuk mencari siapa yang salah, tapi lebih pada kesadaran kita bersama untuk bagaimana mengupayakan titik temu dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dalam hal ini, harapan saya terhadap Bupati Anne Ratna Mustika agar mampu membangun rekonsiliasi secara massif. Sehingga, sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat untuk melanjutkan Purwakarta yang lebih baik mampu tercipta.

Selain itu, perlu juga edukasi secara terus-menerus maksud maupun nilai-nilai filosofis terkait pembangunan bercorak budaya Sunda yang memang dirasa masih baru bagi Purwakarta. Saya kira, hanya dengan saling memahami maksud dari setiap golongan dan lapisan masyarakatlah kita bisa hidup bersama secara harmonis.

Jika harmoni sosial seperti yang saya impikan mampu terwujud di Purwakarta, maka akan ada satu kesatuan paham antar lapisan masyarakat, dan antara pemerintah dengan masyarakat, dan apabila sudah begitu, program apapun niscaya akan mudah terwujud.

Bukan hanya mendukung, seluruh masyarakat bahkan akan membantu, baik secara praktis, maupun moralis. Karena suatu bangunan masyarakat yang tercipta di atas pondasi kesamaan rasa, akan mudah memiliki orientasi terhadap perubahan sosial dan pembangunan.

Wassalam.

Oleh: Abdul Majid

Penulis adalah Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta asal Jatiluhur, Purwakarta

Tuliskan Suratmu Di Jabarnews. Lomba Menulis Surat Untuk Bupati Anne Ratna Mustika “Tanda Kasih Untuk Purwakarta Istimewa” 1 s/d 22 September 2018

Selengkapnya di https://jabarnews.com/2018/09/jabarnews-gelar-lomba-menulis-surat-untuk-bupati-anne-ratna-mustika-catat-waktunya.html

Baca Juga:  Gedung Study Pembangunan ITB Terbakar