Surat Wisma Yantini: Purwakarta Kota Saya!

Suatu hal yang terlintas di pikiran saya, hal yang istimewa seperti julukannya “Purwakarta Istimewa”, sebuah kota kecil tempat dimana saya tinggal.

Beberapa tahun yang lalu, tak sedikit orang yang tidak mengenal Purwakarta. Ketika saya sedang menonton sebuah acara, sebagian orang berargumen bahwa Purwakarta adalah Poerwokerto.

Mengenai hal tersebut tentunya saya bingung dan agak heran, terlintas saya berpikir dan ingin berteriak.

“Ini kota saya ini, kota saya, ini kota saya”

Saya sangat bersyukur hidup di jaman milenial yang canggih dengan IT yang super mendunia, dengan itu dapat turut mensosialisasikan bahwa ini kota saya “Purwakarta Istimewa”.

Tanpa mengurangi rasa hormat, saya sampaikan terima kasih kepada figur yang baik Bapak H Dedi Mulyadi, SH yang telah membawa Purwakarta dengan konten yang baik pula terutama dalam bidang insfrastruktur dan wisata.

Salah satunya yang terkenal di Asia Air Mancur Sri Baduga, yakni merupakan tempat terfavorit orang-orang, mungkin tidak hanya orang yang ada di Indonesia saja bahkan orang asing pun antusias untuk datang ke wisata yang satu ini.

Di balik itu semua, ada beberapa unsur keterkaitan yang perlu diperhatikan.

Salah satunya mengenai pembangunan infrastruktur di perkampungan kecil. Pemerintah harus lebih berkomitmen baik dan detail dalam APBD, seperti pembangunan jalan aspal, tempat beribadah (masjid), pembangunan sekolah, dengan fasilitas umum lainnya, yang mana memudahkan aktivitas masyarakat dalam melakukan rutinitasnya.

Tidak hanya itu transportasi umum pun harus disediakan terutama di perkampung kecil, ini bermanfaat agar pelajar tidak membawa kendaraan dan mengurangi angka kecelakaan. Lain daripada hal itu, sekaligus dapat menciptakan lapangan kerja dengan profesi di bidang transportasi. Mengenai lapangan pekerjaan pemerintah harus lebih aktif guna mengurangi kemiskinan di Purwakarta.

Untuk kedapannya saya berharap kepada pemerintah untuk lebih menata kota dengan tata yang sempurna sehingga pelosok pun ikut tertata.

Untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan ekonomi, guna merendahkan tingkat pengangguran, secara realistis di kawasan Purwakarta terdapat beberapa pabrik industri namun karyawan dominan dari daerah lain. Saya berharap pekerja asli Purwakarta lebih diutamakan mengenai hal ini.

Guna memupuk, membangun, dan meningkatkan bakat pelajar dalam talent-talent ajang pencarian bakat. Saya berharap yang diutamakan adalah dalam bidang kesenian sastra dan olahraga, karena Purwakarta kental terhadap budayanya.

Di masa pemerintahan Bapak H Dedi Mulyadi, SH telah membangun insfrastruktur yang baik dan indah terutama mengenai patung yang berjejer di setiap tempat di Purwakarta.

Untuk di masa jabatan Ibu Anne saya berharap dilanjutkan dengan membangun 99 nama-nama Alloh SWT atau Asmaulhusna di setiap pusat keramaian di Purwakarta. Mungkin bagi saya hal tersebut banyak dampak positif terutama dari segi kemaslahatan masyarakat, seperti bagi yang membaca mendapat pahala, bagi yang tidak hafal atau tidak mengetahui jadi mengetahui, dan itu membuat Purwakarta akan dikenal dengan sebutan Kota Agamis karena meninjau dari Sejarah Purwakarta itu mendapat julukan sebagai Kota Tasbih.

Pemerintah harus lebih bijaksana dalam menentukan daerah-daerah yang akan dibangun, pelosok desa pun harus diperhatikan karena di perkampungan banyak pelajar/anak-anak yang mampu berkarya di bidangnya. Guna mengharumkan nama Purwakarta sekaligus Nusantara.

Oleh: Wisma Yantini

Pelajar SMKN Kiarapedes

Baca Juga:  Ini Hasil Pemeriksaan Lesti Kejoro, Setelah Alami KDRT