Rupiah Melemah, Pengusaha Konveksi Menjerit

JABARNEWS | BANDUNG – Pengusaha konveksi di Kabupaten Bandung menjerit, pasalnya  lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berdampak pada naiknya harga harga bahan baku benang, kain dan mesin produksi.

Penjualannya yang kurang, karena melemahnya daya beli masyarakat sehingga memperparah kondisi para pengusaha konveksi. Hal ini berpengaruh juga pada pengusaha yang sulit untuk menaikkan harga jual karena minimnya pemesanan.

Baca Juga:  Lawan Thailand Jadi Penentu Langkah Timnas Indonesia di Piala AFF 2022

“Bahan baku seperti benang dan kain impor, sehingga ketika dolar naik otomatis ikutan naik. Kenaikan harga bahan baku antara 10 hingga 20 persen,” kata pelaku usaha konveksi di Soreang yang juga pengurus koperasi Paguyuban Pedagang Soreang (PPS) Deden Najmudin, di Soreang, Kabupaten Bandung, Rabu (19/9/18).

Baca Juga:  Ada Angin Segar untuk Pengusaha Jasa Konstruksi di Jawa Barat

Menurutnya, para pengusaha konveksi di Kabupaten Bandung biasa memproduksi pakaian muslim dan kerudung. Namun, karena dolar yang menguat penjualan barang berupa pakaian muslim dan kerudung berkurang 20-30%.

“Selain harga kain dan benang, mesin produksi juga otomatis naik karena kebanyakan yah mesin itu produk impor. Cukup berat juga sih, di satu sisi kami juga enggak bisa menaikan harga jual di saat pasar sedang lesu, untuk mensiasatinya kami menekan biaya produksi yang masih bisa diakalin,” pungkasnya. (Rnu)

Baca Juga:  Bikin Heran, Pria Positif Covid-19 Di Sergai Ini Sempat Tolak Dievakuasi

Jabarnews | Berita Jawa Barat