TMA Waduk Ir H Djuanda Jatiluhur, Menyusut

JABARNEWS | PURWAKARTA – Musim kemarau kali ini membuat tinggi muka air (TMA) waduk Ir H Djuanda, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta terus menyusut.

Namun meski ada penurunan TMA di waduk terbesar di Asia tersebut, masih dianggap normal dan tidak banyak berdampak ke sektor irigasi.

Direktur Operasi dan Pengembagan PJT II Jatiluhur, Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan, secara prinsif kondisi TMA waduk Ir Juanda Jatiluhur masih aman untuk mengawal baik keperluan irigasi maupun keperluan PDAM atau keperluan air lainnya.

“Jadi saat ini TMA itu, sekitar 90,66 meter diatas permukaan laut (Mdpl) itu masih aman. Penggunaan sumber daya air, kurang lebih air yang keluar saat ini 150 sampai 155 per meter kubik perdetik dan itu di manfaatkan untuk irigasi sekitar 130, untuk PDAM sekitar 125, kurang lebih bisa mengairi mengairi untuk irigasidan untuk keperluan pertanian 200 ribu hektar itu cukup sampai sesuai kebutuhan air tadi,” ujarnya.

Baca Juga:  Operasi SAR Banjir Bandang Humbahas Resmi Ditutup: 10 Orang Belum Ditemukan, 176 Mengungsi

Antonius menambahkan, saat ini sedikit-sedikit sudah mulai turun hujan dan posisinya sudah sangat aman sampai akhir tahun.

“Kita juga sudah mengkonsepasi air, juga pola tanam dan lain lain. Ada proyeksi dari prediksi cuaca dari BMKG itu, tahun depan akan alami keringan, jadi pola tanam skema optimasi untuk itu dari air kita harapkan juga lebih episien kedepannya,” ucap Antonius, saat ditemui di Istora, Jatiluhur, Kamis (20/9/2018).

Baca Juga:  Pererat Silaturahmi, Delegasi Purwakarta Ikuti Haul ke-151 Kanjeng Dalem Sholawat di Bogor

Untuk kehilir, dia menambahkan secara prinsif 92,66 Mdpl masih bisa optimasi untuk memenuhi kebutuhan air di hilir, baik untuk pertanian tadi. Dari 200 ribu hektar lahan pertanian, 70 ribu hektar sudah panen dan sudah tidak perlu air.

“Jadi kalau kita penuhi 130 ribu hektar sawah untuk kita kawal antara pengairanya dan panen itu masih cukup dengan TMA saat ini, dan juga untuk PDAM dan kebutuhan air lainnya,” papar Antonius.

Ia menambahkan, 200 ribu hektar sawah yang diairi dari danau Jatiluhur iyalah, bekasi, Karawang, Subang,dan indramayu.

“Ada 60 ribu hektar sawah yang di airi sumber air lokal, namun saat musim kemarau ini kami kelola juga,” ucapnya.

Baca Juga:  Bersimbah Darah, Pria Korban Penusukan Terkapar di Cicendo Bandung

Ia menambahkan, sedangkan untuk turbin masih cukup aman masih bisa raning sesuai kondisi normalnya.

“Kelistrikan itu bisa dibilang produk kedua, untuk produk pertamanya adalah air untuk memenuhi kebutuhan irigasi dan kebutuhan air lainnya. Untuk kelistrikan dengan empat turbin, bisa menghasilkan 92 mega watt,” ucapnya.

Dengan demikian, lanjut dia, masih bisa untuk pengairan irigasi dan kelistrikan masih aman.

“Jadi kita harapkan bisa mengawal mulai dari sawah sampai hilirnya dan dimanfaatkan dari semua pihak dan wilayah kerja PJT II Jatiluhur,” pungkasnya. (Gin)

Jabarnews | Berita Jawa Barat