Surat Evi Muthia Rahini: Berubahnya Situ Buleud

Saya ingat sekali 10 tahun lalu, ketika saya masih berumur 8 tahum. Situ Buleud yang ada di Kota Purwakarta belum seperti sekarang. Dulu, Situ Buleud hanya sebuah Situ yang tidak terlalu menarik untuk dikunjungi. Hanya beberapa orang saja yang berkunjung ke Situ Buleud. Situ Buleud yang hanya berbentuk bulat dan berisi air ditengahnya tanpa ada hiasan yang menarik perhatian. Jalur untuk pengunjung yang berkeliling didalamnya pun masih biasa saja. Untuk pengunjung yang berjogging pada pagi atau sore hari tidak terlalu ramai seperti sekarang.

Sekarang tahun 2018, setelah adanya pembangunan sejak tahun 2013. Apa yang saya lihat di Situ Buleud pada tahun 2008 sudah tidak saya lihat lagi di tahun 2018 kecuali air yang tetap ada. Situ Buleud yang mengalami pembangunan sebanyak 2 tahap, sudah sangat berbeda kondisinya. Situ Buleud sudah mempunyai Air Mancur yang diberi penghargaan sebagai Air Mancur Terbesar se-Asia Tenggara mengalahkan Air Mancur yang ada di Singapura.

Pengunjung yang datang ke Situ Buleud sudah tidak bisa dihitung jumlahnya. Pada hari sabtu (malam minggu) pengunjung Situ Buleud sangat membludak. Mereka datang untuk melihat indahnya Air Mancur yang ada di Situ Buleud. Pemerintah Kota Purwakarta memberikan pertunjukan Air Mancur tanpa biaya sedikitpun. Pengunjung bebas masuk ke Situ Buleud. Pertunjukan tersebut biasanya dimulai dari Pukul 19.30 (Setelah Shalat Isya). Terkadang tidak hanya Air Mancur yang dipertunjukkan, ada seni tari dan seni musik dari musisi Purwakarta.

Pada hari minggu, selalu ada CFD (Car Free Day). Banyak juga yang datang ke CFD tersebut. Ada pengunjung yang jogging, melihat-lihat Situ Buleud, atau berfoto-foto bersama orang terkasih. Di hari minggu tersebut kita bisa memberi makan ikan yang ada di Situ Buleud, harga makanannya hanya 5 ribu rupiah.

Tentu saja dari banyaknya pengunjung yang datang memberikan dampak positif untuk Kota Purwakarta, yaitu eningkatnya nama Purwakarta dalam bidang Pariwisata.

Sangat terlihat jelas perbedaan antara Purwakarta di tahun 2008 dan Purwakarta di tahun 2018. Tidak lepas dari program pemerintah yang selalu mengembangkan dan memperbaiki pembangunan infrastruktur di Kota Purwakarta.

Oleh: Evi Muthia Rahini, Pelajar SMAN 1 Purwakarta

Baca Juga:  Polres Indramayu Tankap 10 Pengendar Narkoba, Satu Diantaranya Perempuan