Supardi Akui Peristiwa Di GBLA Ganggu Psikologis Pemain

JABARNEWS | BANDUNG – Kapten Persib Bandung, Supardi akui jika peristiwa pengeroyokan yang menewaskan salah seorang suporter Persija Jakarta, Haringga Sirilla di tempat parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018) siang, mengganggu psikologis pemain.

Supardi sangat menyayangkan peristiwa yang terjadi sebelum pertandingan Persib kontra Persija Jakarta itu. Dikatakannya, Persib Bandung tidak bisa menikmati euforia kemenangan karena setelah naik bus mereka mendapatkan kabar itu dan tidak ada euforia lagi.

“Semua diam dan enggak ada euforia lagi. Tadi juga kita latihan, coach (Mario Gomez) ngobrol sama saya dia tanya ‘kenapa kamu ada masalah?’. Saya bilang coach gimana saya tidak kepikiran, masalahnya seperti ini. Dia pun paham dan berharap ada solusi dan berharap kejadian itu tidak akan berimbas pada tim kita. Kita sangat menyayangkan dan terpukul sekali,” ujar Supardi usai doa bersama di GBLA, Selasa (25/9/2018).

Baca Juga:  Jelang Lawan PSM Makassar, Pemain Persib Bandung Ini Siap Tempur Habis-habisan

Disebutkan pemain bernomor punggung 22 ini, kejadian itu terjadi di luar dugaan semua orang dan di luar nalar. Supardi menilai, rasanya tidak mungkin ada seorang manusia yang berakal sehat bisa menganiaya sebegitu bejadnya.

“Kita sangat menyayangkan kajadian ini. Kita berharap tidak ada lagi kejadian seperti itu. Siapapun, bukan hanya Bobotoh atau The Jakmania. Kita tingkatkan respect, tingkatkan saling menghargai antarsesama, kita Indonesia tetap Indonesia. Jangan karena fanatisme buta, nyawa melayang sia-sia, enggak masuk akal ini,” sebutnya.

Supardi mengatakan, sebagai pemain Persib dia bersama pemain lain, manajemen, pelatih, dan manajer tidak bisa terima dengan kejadian itu. Menurutnya, kejadian yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu, sangat merugikan suporter tim dan banyak pihak lainnya.

Baca Juga:  Jika Hanya Cedera Tulang Fibula, Dado Bisa Pulih Lebih Cepat

“Kita tidak bicara secara umum, ini oknum. Saya tahu Bobotoh dewasa, ini oknum yang butuh edukasi lebih. Pokoknya jangan sampai terulang lagi, terutama di Jabar,” tegasnya.

Supardi menilai sangat penting edukasi kepada suporter ini. Mengingat dalam sebuah laga itu akan berkumpul ribuan orang yang tentunya punya cara pikir berbeda. Oleh sebab itulah dia menyebutkan edukasi ini harus dilakukan dari ranting dulu baru ke cabang lalu terus berlanjut.

“Fanatisme boleh, tapi jangan buta. Kalau ini fanatisme buta. Ini bukan orang yang sayang ke Persib, kalau orang sayang Persib mereka pasti pikir panjang. Saya tekankan sekali lagi, itu adalah oknum. Kalian lihat di pertandingan kemarin aman di dalam stadion,” tegasnya.

Baca Juga:  Bukan Persib Vs Persija, Ini El Clasico Liga Indonesia Sesungguhnya

Dia pun berharap peristiwa itu menjadi pelajaran untuk seluruh suporter. Sebab, dalam waktu dekat akan ada pertandingan antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC. Mengingat kedua suporter tim pun memiliki hubungan tidak baik, dia berharap jangan sampai kejadian itu terulang.

“Khususnya Bobotoh, saya percaya kalian. Kalian support dengan hal positif dengan karya dan doa. Tapi kalau bunuh orang, itu bukan kebanggaan, itu bodoh namanya. Dan untuk seluruh suporter indonesia, bersatulah, demi masa depan bangsa,” pungkasnya. (Ely)

Jabarnews | Berita Jawa Barat