Perbankan Butuh Permodalan Investasi Asing

JABARNEWS | JAKARTA – Industri perbankan nasional membutuhkan penguatan permodalan untuk menghadapi era suku bunga tinggi dan keberlangsungan bisnis. Investasi asing diperlukan karena keterbatasan investor domestik.

Hal tersebut mengemuka dalam seminar nasional “Peta Kekuatan Permodalan Perbankan Nasional di Tengah Ancaman Krisis” yang berlangsung di Financial Club, Graha CIMB Niaga, Jakarta.

Seminar yang digelar Majalah Infobank itu menghadirkan pembicara Slamet Edy Poernomo, Deputi Pengawasan Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK); Destry Damayanti, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS); dan Poltak Hotradero, Senior Economist Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca Juga:  Hilang di Ujung Aspal Purwakarta, Ujang Goler Diculik Mahluk Gaib?

Bertindak sebagai moderator Eko B. Supriyanto, Pemimpin Redaksi Majalah Infobank, yang juga Direktur Biro Riset Infobank.

Menurut Slamet Edy Poernomo, industri perbankan nasional terus bertumbuh dan berkembang, sehingga membutuhkan penguatan permodalan agar semakin kompetitif.

“Maka dari itu, Otoritas Jasa Keuangan mendukung dilakukannya konsolidasi perbankan dalam rangka penguatan permodalan tersebut,” ujar Slamet Edy Poernomo.

Sudah setahun terakhir OJK melakukan assesment untuk menilai kondisi masing-masing bank. Dari hasil penikaian tersebut, diputuskan apakah perlu dimerger atau tidak. “Keputusan merger atau akusisi tetap kita serahkan kepada manajemen,” ujarnya.

Baca Juga:  Terima Kasih Sudah Mampir Di Bandung!

Menurut Poltak Hotradero, belajar dari krisis 1998, penguatan permodalan memang satu keniscayaan. Apakah bentuknya merger, akuisisi, atau menambah modal melalui pasar modal, itu pilihan.

“Saluran pasar modal saat ini mengalami tren pertumbuhan yang luar biasa. Saham-saham perbankan masuk dalam jajaran saham pilihan,” ujar Poltak.

Demikian juga terkait sumber permodalan, apakah modal dalam negeri atau modal asing, tidak menjadi masalah. Mereka sangat diprrlukan. “Mau kucing hitam atau kucing putih, yang penting bisa menangkap tikus,” celetuk Poltak.

Baca Juga:  Terekam Kamera, Seorang Pria Bunuh Kucing Secara Sadis

Hal senada ditegaskan Direktur Biro Riset Infobank, Eko B. Supriyanto. Menurutnya, investasi asing merupakan satu keniscayaan di tengah besarnya kebutuhan permodalan industri perbankan nasional.

“Mau modal aseng, modal asing, maupun modal domestik ndak jadi masalah. Yang penting bagaimana mereka mampu memberikan kontribusi besar pada perekonomian nasional,” paparnya. (Har)

Jabarnews | Berita Jawa Barat