Jokowi Jawab Tiga Isu yang Menyerangnya Di Pilpres

JABARNEWS | JAKARTA – Calon presiden inkumben Joko Widodo atau Jokowi mulai bereaksi atas segala isu-isu negatif yang menimpa dirinya. Bahkan, dalam acara rapat kerja nasional Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf di Surabaya, Jawa Timur pada 28 Oktober 2018, Jokowi secara khusus meminta TKN mampu menepis isu-isu negatif yang diarahkan kepadanya, seperti isu Jokowi PKI.

“Mereka harus mampu secara sederhana menjelaskan bahwa itu fitnah dan bohong,” kata Jokowi di Hotel Imperium Palace Surabaya, Jawa Timur, Ahad, 28 Oktober 2018.

Dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengatakan sudah berupaya bersabar dalam empat tahun belakangan, tapi dia mengaku tidak tahan juga. “Sabar, sabar, sabar… Ya, sudah empat tahun sabar. Jadi saya harus jawab sekarang, kalau tidak dijawab repot,” ujar Jokowi.

Untuk itu, Jokowi kini mulai bereaksi menjawab berbagai isu miring tentang dirinya ataupun kebijakan pemerintah dan kondisi negara menjelang pemilihan presiden 2019 mendatang. Berikut 3 isu yang kerap dibantah Jokowi belakangan ini:

Baca Juga:  Diduga Monopoli Parkir, PPPI Minta KPPU Tindak Tegas Aplikasi OVO

1. Isu PKI

Isu ini telah berkembang sejak pemilu 2014. Berkali-kali Jokowi menunjukkan kekesalan akan isu ini dan berkali-kali pula Jokowi meminta agar tidak ada orang yang menyebarkan kabar bohong tersebut.

Paling parah, Jokowi menceritakan bahwa ada sebuah foto dirinya berada di podium bersama Ketua PKI D. N. Aidit yang sedang berpidato pada 1955. Foto itu menurut Jokowi banyak tersebar di media sosial. “Saya lihat sampai geleng-geleng. Saya lahir saja belum, kok, ada di podium D. N. Aidit. Astaghfirullah. Ampun ya Allah. Sabar. Ini baru satu gambar. Belum gambar lain,” kata Jokowi di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis, 25 Oktober 2018.

Baca: Mayoritas Pembaca Tempo.co Dukung Sandiaga Soal Penggratisan Tol

Jokowi berkali-kali mengatakan sabar. Ia menuturkan, tuduhan itu termasuk kejam dalam politik. Apalagi, kata Jokowi, fitnah di media sosial juga tidak pernah berhenti. “Presiden Jokowi itu PKI. Coba. Astaghfirullah. PKI dibantai 1965, saya lahir 1961. Umur saya baru empat tahun, masa ada PKI balita. Ampun yang namanya politik kejamnya seperti itu, menuduh, memfitnah,” ujarnya.

Baca Juga:  Lagi, Longsor Kembali Tutup Jalan Utama Leles Cianjur

2. Antek Asing

Isu ini juga telah berkembang sejak pemilu 2014 lalu. Tak ayal, isu ini juga membuat Jokowi berang. Menurut Jokowi, isu tersebut tak lain adalah hoax.

“Ada yang mengatakan saya antek aseng, ibu saya Cina. Anak saya bahkan langsung bikin kaos. Mungkin karena dia anak muda, tulisannya: ‘Cucunya Oey Hoi Liong’, pakai topi juga sama, padahal ibu saya dari Boyolali. Berpolitiklah dengan adab, adat dengan tata krama yang baik,” kata Jokowi.

3. Harga Bahan Pangan Naik

Dalam beberapa hari terakhir ini, Jokowi kerap pergi ke pasar tradisional. Musababnya, calon wakil presiden penantang-nya, Sandiaga Uno kerap mengatakan harga bahan pangan naik di pemerintahan Jokowi. Sandiaga menyindir kondisi ekonomi menggunakan tempe, yang kini menurutnya sudah dijual setipis ATM.

Baca Juga:  Aktivis Pemuda Cianjur Ini Ajak Pemilih Pemula Tolak Kampanye Hitam

Membalas sindiran Sandiaga, Jokowi berkunjung ke beberapa pasar. Jokowi mengklaim pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga bahan pokok di pasar. Hal ini, kata dia, sejalan dengan tingkat inflasi yang berkisar 3,5 persen.

“Inflasinya stabil, harga di pasar juga stabil. Jadi jangan sampai ada yang teriak di pasar harga mahal-mahal. Nanti ibu-ibu di pasar marah, nanti enggak ada yang datang ke pasar, larinya ke supermarket, ke mal,” katanya dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Kepresidenan, Selasa, 30 Oktober 2018.

Lebih spesifik, Jokowi menyebut ukuran tempe masih tebal dan harganya tetap stabil. “Tempe harganya tadi Rp 5 ribu, bisa dipotong jadi 15,” ujar Jokowi saat bertandang ke Pasar Anyar, Kota Tangerang, Banten, Ahad, 4 November 2018. [jar]

Jabarnews | Berita Jawa Barat