Ketua P2TP2A Ingatkan Pentingnya Pola Pengasuhan Anak Dalam Keluarga

JABAR NEWS | BANDUNG – Maraknya kasus kekerasan terhadap anak baik fisik, psikis dan gender merupakan permasalahan sosial yang harus menjadi perhatian bagi semua pihak khususnya para orangtua.

Hal tersebut diungkapkan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan, Selasa (02/08/2017).

Netty mengatakan, anak merupakan produk keluarga. Apapun yang dilakukan menjadi pilihan anak-anak tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari pola pengasuhan, interaksi dan komunikasi dalam keluarga.

Baca Juga:  Duh, Perkumpulan LGBT Muncul Di Majalaya Dan Paseh Kabupaten Bandung

“Kalau pola ini dilakukan dengan baik, adanya kehangatan, keterbukaan dan kebersamaan maka setiap masalah yang dihadapi anak pasti akan diketahui orangtua. Dan setiap masalah pasti bisa didiskusikan apa yang menjadi solusi dan jalan keluarnya,” kata Netty.

Menurut Netty, ada orangtua yang membuat anak menjadi introvert akibat tidak memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pola pengasuhan anak. Sehingga orangtua dan anak memiliki sekat sehingga ketika mendapat masalah anak cenderung mengambil jalan penyelesaian sendiri. Dan itu terkadang justru merugikan anak tersebut.

Baca Juga:  Coran Tiang Penyangga Ambruk, PP Diminta Berhentikan Total Proyek Tol BORR

“Sejatinya, anak dan keluarga tidak boleh ada sekat. Masalahnya anak-anak introvert ini cenderung mendapatkan orangtua yang tidak peduli dan empati terhadap apa yang dialami anak. Sehingga ketika anak mengalami masalah dan merasa tidak ada jalan keluar, merasa sendirian dan akhirnya pilihan-pilihan yang diambil merugikan diri sendiri,” terangnya.

Baca Juga:  Mandi di Pinggir Sungai Cisanggarung Cirebon, Bocah Hilang Tenggelam

Selain Netty mengingatkan kepada masyarakat untuk menajamkan social awarness. Dimana masyarakat harus dapat mengidentifikasi anak yang mengalami depresi dan masalah di sekolah atau ditengah lingkungan masyarakat.

“Siapapun yang menemukan anak Indonesia bermasalah, murung tidak ceria, tidak sehat dan kekurangan gizi seharusnya dapat difasilitasi dengan berbagai peran yang dimiliki oleh unsur masyarakat maupun unsur pemerintah,” tambah Netty. (Nur)

Jabar News | Berita Jawa Barat