Santri Syafi’iyah Cisambeng Majalengka Dilatih Wirausaha

JABARNEWS | MAJALENGKA – Ratusan santri Pondok Pesantren Syafi’iyah dan kalangan muda di Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka, mengikuti pelatihan wirausaha berbasis life skills. Pelatihan ini kerja sama Pondok Pesantren Syafi’iyah Cisambeng dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga.

‎Pemateri Enterpreneursip dari Kementrian Pemuda dan Olahraga, Drs. Arief Prahasta mengatakan, para santri harus dilatih untuk bisa mandiri. Salah satunya dengan berwirausaha. Sementara untuk memulai usaha, yang paling mudah adalah dengan cara melihat situasi di lingkungan sekitar.

Baca Juga:  Pemkot Bandung Perangi Pelaku Vandalisme

“Usaha itu harus dimulai dari diri sendiri, melihat lingkungan dan situasi kondisi, dan harus mengutamakan yang ada di daerah sendiri. Tujuannya untuk meminimalisasi kegagalan. Yang paling penting tetap tumbuhkan semangat dan keyakinan untuk terus mencoba,” ungkapnya, Rabu (7/11/2018).

Hal senada diungkapkan pemateri lainnya, KH. Abdul Syakur Yasin tentang manajemen pemberdayaan santri mengatakan, memulai usaha diharapkan mempertimbangkan tentang hambatan sosialnya. Sebab selain kendala modal, dalam setiap usaha akan selalu ditemukan hambatan.

Baca Juga:  Ambu Anne Larang Keras Alih Fungsi Lahan Produktif

“Yang penting rencanakan dengan matang, tulis gagasan usaha apa yang akan dilakukan. Setelah itu baru bertindak. Kalaupun mau meminjam, usahakan hal itu sudah benar-benar matang. Mulailah dengan yang kecil-kecil dahulu,” ungkapnya.

Pengelola Ponpes Syafi’iyah Cisambeng, M.Nawawi mengatakan kegiatan pelatihan wirausaha ini sengaja dikhususkan untuk para santri. Jadi santri itu selain belajar tentang agama Islam, juga harus pandai untuk berdiri dengan kemandirian.

Baca Juga:  Dinilai Penting, PKB Usulkan BNPB Jadi Kementerian Sendiri

“Jadi, santri akan punya bekal agama Islam sekaligus bisa berwirausaha. Akan ada nilai plus nantinya, saat santri pulang ke kampungnya masing-masing,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, para santri juga diajarkan untuk saling menghormati ‎antarbeda agama, yakni hadirnya Ketua Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia. Mereka hadir untuk misi kemanusiaan tanpa membeda-bedakan agama. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat