Obrolan Bisnis Sampai Makanan Ada Di Komunitas Ini

JABARNEWS | BANDUNG – Komunitas yang mayoritas beranggotakan emak-emak ini, awalnya dibentuk tanpa ketidaksengajaan. Seperti kebiasaan emak-emak pada umumnya yang selalu mengabadikan makanan, sharing cerita, ide soal resep makana, kumpul dan makan, akhirnya terbentuknya komunitas ini.

Helen Yuanita mencetuskan ide untuk membentuk sebuah perkumpulan. Namanya Mamih Yang Suka Makan. Ini merupakan komunitas yang namanya terbilang unik dan cukup jelas jika semua anggota komunitasnya suka sekali makan.

Namun, bukan sekedar makan. Komunitas ini akhirnya menjadi sebuah kumpulan wanita yang hobi makan dan menjadi para pelaku usaha makanan.

Helen sang pendiri sekaligus ketua Komunitas Mamih Yang Suka Makan mengaku komunitas ini awalnya beranggotakan empat orang. Kekompakan empat orang yang kerap berkumpul dan berbagi cerita perihal makanan ini lalu menyebar hingga akhirnya kini terkumpul lebih dari 100 anggota.

Baca Juga:  Jenis Makanan dan Minuman Yang Baik Dikonsumsi Penderita Darah Rendah

Helen menceritakan, terkumpulnya banyak anggota ini dari teman ke teman. Awalnya, anggota komunitas tak ada yang berjualan, masing-masing anggota hanya membawa sample makanan. Makanan itu mayoritas memang makanan andalan keluarga mereka.

“Nah dari situ, banyak yang suka akhirnya dapat ide untuk menjual produk andalannya masing-masing. Hingga sekarang mayoritas anggota kelompok punya bisnisnya sendiri-sendiri. Laku di komunitas, terus dijual ke pasar luas,” ujar Helen.

Komunitas yang kerap berkumpul secara rutin setiap minggunya di hari Jumat ini mengaku setiap anggota merasa diuntungkan dalam hal promosi. Di mana setiap anggota membantu promosi produk setiap rekan dalam satu komunitas. Persaingan yang ada pun sangat sehat.

Baca Juga:  Atalia Praratya Ingin Perempuan Jawa Barat Mandiri dan Memiliki Ketahanan

“Biasanya promosi lewat Facebook atau Instagram. Enggak bisa dipungkiri kalau promo lewat media sosial itu kekuatannya luar biasa ya. Makanya banyak yang tahu dari situ, produk yang dijual jadi laris manis. Di komunitas ini banyak yang jual produk sama, tapi enggak gontok-gontokkan. Kita saling support dan bersaing secara sehat,” jelasnya.

Diresmikan pada Mei 2016, hingga saat ini Komunitas Mamih Yang Suka Makan masih rutin berkumpul. Pada kegiatan kumpulnya itu, selain makan bersama para anggota komunitas juga biasanya membawa produk yang mereka jual untuk berbagi dengan anggota komunitas lainnya.

Di samping itu, Helen sang pendiri yang memang fokus pada dunia kuliner kerap memberikan masukan pada bisnis yang dijalankan setiap anggota. Mulai produk, kemasan, rasa, hingga pemasaran. Baginya, bisa berbagi dan melihat anggota komunitas berjualan sebuah produk adalah kepuasan tersendiri.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Jemput TKI Terlantar Selama 4 Tahun

“Saya senang berbagi ilmu. Yang saya bagi biasanya soal profesionalitas. Meskipun hanya bisnis rumahan, tapi tetap harus profesional. Bagaimana bisnis dijalankan dengan serius, kemasan menarik, makanan yang lezat, dan harus menggiurkan,” papar wanita usia 37 tahun itu.

Tertarik bergabung dengan komunitas ini? Anda bisa langsung ikut berkumpul setiap hari Jumat. Mengenai informasi lebih lanjut bisa ditemukan di Facebook komunitas Mamih Yang Suka Makan (MYSM). Bagi Anda yang ingin bergabung, tak ada pungutan biaya. (Tri)

Jabarenws | Berita Jawa Barat