Reaktivasi KA Banjar – Pangandaran, PT KAI Petakan Jalur

JABARNEWS | PANGANDARAN – PT Kereta Api Indonesia Daops 2 Bandung mulai memetakan reaktivasi jalur kereta api yang menghubungkan Kota Banjar dan Pangandaran, Jawa Barat.

“Tahun 2019 kita mapping (petakan) dulu,” jelas Kepala Daops 2 Bandung, Saridal, dikutip kompas.com, Kamis (27/12/2108).

Ditanya kendala reaktivasi jalur kereta api tersebut, Saridal mengatakan, ada pada ketersediaan dana. Kata dia, pihaknya membutuhkan dana cukup banyak saat mereaktivasi jalur.

“Kan membangun perlu dana,” jelas dia.

Selain untuk membangun, dana juga diperlukan untuk biaya bongkar bangunan milik masyarakat di atas rel lama. Biaya bongkar diberikan sesuai ukuran bangunan.

Baca Juga:  Kapolri Sigit Pastikan Kapolda Jambi dan Rombongan dalam Perawatan Maksimal di RS Bhayangkara

“Kita kasih biaya bongkar sesuai aturan,” kata Saridal.

Ihwal jumlah stasiun di sepanjang jalur Banjar-Pangandaran, kata dia, akan diketahui setelah tahap pemetaan selesai.

Sekretaris Daerah Kabupaten Pangandaran, Mahmud, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, akan mengupayakan reaktivasi jalur kereta Banjar-Pangandaran dalam waktu dua tahun. Jalur tersebut sepanjang 82,3 kilometer.

“Mudah-mudahan gayung bersambut dengan harapan Pak Gubernur,” kata Mahmud.

Baca Juga:  MUI Berduka, KH Ali Yafie Wafat di Usia 96 Tahun

Terkait adanya penolakan dari warga yang memiliki bangunan di atas rel kereta, Mahmud mengatakan, pemerintah daerah belum mengadakan sosialisasi kepada masyarakat.

Meskipun demikian, dia memperkirakan penolakan bisa saja terjadi. “Tinggal nanti pendekatan kepada masyarakat seperti apa,” ucapnya.

Diketahui, rel kereta api Banjar-Cijulang tidak diaktifkan sejak akhir 1980-an. Tahun 1996, Pemda Jawa Barat dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berencana mengaktifkan kembali jalur kereta api sepanjang 30 km tersebut dengan tujuan agar arus wisatawan ke Pantai Pangandaran dan obyek wisata di pesisir selatan Ciamis makin deras.

Baca Juga:  Pemerintah Izinkan Shalat Tarawih di Masjid, Ini Aturannya

Namun, akibat krisis moneter, rencana yang ditaksir menelan dana lebih Rp 40 milyar itu terbengkalai. Dalam era otonomi daerah, ada tawaran dari PT KAI agar Pemda Kabupaten Ciamis ikut investasi. Tetapi itu mustahil, mengingat pendapatan asli daerah (PAD) Ciamis tak sampai Rp 20 miliar. (Des)

Jabarnews | Beria Jawa Barat