Perburuan Primata di Indonesia Semakin Mengkhawatirkan

JABARNEWS | BANDUNG – Perburuan menjadi salah satu ancaman serius bagi kelestarian primata di Indonesia. Lebih dari 70% primata Indonesia terancam punah akibat perburuan yang kerap kali berlanjut pada perdagangan gelap. Ironisnya, motif perburuan primata telah bergeser ke arah hobi dan kebanggaan semata bagi kelompok tertentu.

Indonesia merupakan habitat sekitar 59 Jenis primata, terdiri atas primata berukuran kecil seperti Tarsius (Tarsius tarsier dan Tarsius banacanus) hingga primata berukuran besar seperti Orangutan (Pongo pigmaeus).

“Data International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menempatkan empat jenis primata Indonesia masuk dalam daftar 25 primata paling terancam punah di dunia periode 2016-2018,” jelas Koordinator PROFAUNA INDONESIA Representatif Jawa Barat, Nadya Andriani disela-sela aksi Peringatan Hari Primata Indonesia 30 Januari 2019, halaman di Gedung Sate Bandung.

Baca Juga:  Polisi Temukan Ladang Ganja di Garut, Helmi Budiman; Kami Kecolongan

Keempat primata itu yaitu Simakobu (Simias concolor), Kukang Jawa (Nycticebus javanicus), Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan Yaki (Macaca nigra).

Mirisnya lagi saat ini perburuan primata sudah tidak relevan lagi dilakukan. Pada peradaban manusia modern, kebanyakan perburuan tidak terkait untuk menyambung hidup, tetapi telah bergeser ke arah hobi untuk kebanggaan semata.

“Kebanggaan atas primata hasil buruan seringkali dipamerkan di media sosial. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya postingan memamerkan primata hasil buruan di facebook dan instagram,” tutur Nadya.

Baca Juga:  Peringati Hari Dharma Karyadhika, Lapas Purwakarta Berziarah ke Taman Makam Pahlawan

Postingan tersebut biasanya disertai caption yang menyatakan perburuan dilatarbelakangi anggapan primata sebagai hama yang merugikan manusia.

“Hal ini merupakan informasi menyesatkan, sebab pada kenyataannya manusialah yang mengambil alih habitat primata,” tegasnya.

Selanjutnya Primata hasil buruan biasanya berlanjut diperdagangkan di pasar gelap atau melalui media sosial, Primata malang yang diperdagangkan biasanya berusia muda karena dianggap imut dan menggemaskan.

Para pedagang memberikan informasi menyesatkan kepada calon pembeli dengan mengesankan memelihara primata adalah hobi unik dan menyenangkan, mengubah nama bahkan karakter fisik primata agar lebih mudah diserap pasar.

Baca Juga:  Forum Osis Salah Satu Cara Pencegahan Terhadap Anak dan Perempuan di Jabar

“Masyarakat pun kerap terkecoh, mereka tidak sadar primata yang diperdagangkan merupakan hasil buruan yang sarat kekerasan,” jelasnya.

Oleh karenanya di Hari Primata Indonesia yang jatuh pada 30 Januari ini merupakan momentum penting untuk kembali menyuarakan dan menggugah kesadaran masyarakat luas akan pentingnya menjaga kelestarian primata.

PROFAUNA INDONESIA sebagai lembaga yang fokus kepada perlindungan satwa liar dan hutan melakukan sejumlah aksi kepedulian antara lain kampanye publik, edukasi di sejumlah sekolah dan komunitas, serta menyebarkan pesan pentingnya pelestarian primata di media sosial. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat