Pengamat: Milenial Banyak Yang Belum Faham Politik

JABARNEWS | BANDUNG – Pengamat Politik sekaligus akademisi dari Universitas Pasundan (Unpas) Deni Nurdyana Hadimin menilai generasi muda atau milenial saat ini banyak yang belum faham Politik. Padahal, nantinya para milenial yang akan memimpin Indonesia

Untuk dirinya bersama Taufiqurokhman yang merupakan akademisi dari Unpas, menulis sebuah buku yang berjudul “Perkembangan Sistem Politik Indonesia Menuju Demokratisasi”.

“Saya sengaja dengan Kang Taufik membuat buku ini sebenarnya cenderung lebih ke edukasi yah. Jadi, sekarang ini generasi milenial yang sebenarnya mereka tidak faham secara teori, dan keilmuan tentang ilmu politik, mereka itu cenderung faham politik itu pemilihan presiden pileg dan sebagainya,” papar Deni ditemui dalam acara bedah buku di Bandung, Sabtu (2/2/2019).

Baca Juga:  70 Toko Modern Ini Ilegal, Tapi Tenang Beroperasi

Di samping itu, ia melihat saat ini pelajaran tentang ilmu politik sudah jarang ditemukan kewarganegaraan hanya dipelajari di kampus saja yang menurutnya hanya beberapa kampus yang terdapat ilmu pemerintahan dan kewarganegaraan.

“Jadi, orang itu sudah tidak tahu lagi politik demokrasi, termasuk para caleg-caleg itu juga kadang gak ngerti tentang politik yang sebenarnya,” ungkapnya.

Baca Juga:  Perbedaan E-Money dan E-Wallet yang Wajib Diketahui

Sehingga, dalam bukunya Deni selaku akademisi ingin memberikan sedikit pemahaman politik yang sebenarnya. Dimana politik bukan soal menjelekkan, dan menjatuhkan, selain itu Dalam buku tersebut dibahas di antaranya bagaimana peranan milenial terhadap politik.

“Negative campaign itu gak boleh. Kalau black campaign, selama black campaign itu fakta ya. Saya berikan ke beberapa orang ternyata memang luar biasa antusiasnya, bahkan beberapa partai politik ini dicetak cukup banyak dan akan dibagikan kepada seluruh calegnya,” lanjut Deni.

Baca Juga:  Bikin Baper, Film Dilan 1990 Targetkan Tujuh Juta Penonton

Lebih lanjut, menurutnya, jika bicara sistem demokrasi sudah jelas mengacu kepada pancasila, namun lembaga-lembaga kenegaraan itu sebenernya tidak terlalu dibahas lah di sekolah juga belajar.

“Tapi bab-bab tertentu yang menjadi poinnya adalah bagaimana peranan milenial, bagaimana peranan hubungan luar negeri, bagaimana peranan HAM terhadap politik, karena itu sepertinya jarang dibicarakan padahal berpengaruh,” pangkasnya.

Sehingga dengan hadirnya buku tersebut, Deni berharap generasi milenial sekaligus caleg faham sistem demokrasi. (Mil)

Jabarnews | Berita Jawa Barat