Okupansi Hotel Menurun, Pengelola Kelimpungan

JABARNEWS | KBB – Memasuki awal tahun, bisnis perhotelan di wilayah Kabupaten Bandung Barat mengalami penurunan okupansi. Hal ini dikarenakan minimnya kunjungan wisatawan di akhir pekan. 

Meski memasuki tren negatif, para pengusaha hotel mesti memutar strategi untuk menjaga kestabilan profit, semisal mengandalkan agenda pemerintah dan perusahaan yang kerap menggelar rapat atau pertemuan di bilangan KBB. 

Dikutip dari Manager Marketing dan Sales Hotel Vila Lemon Lembang, Ian Rahmat Firdaus, Kamis (31/1) lalu.

Baca Juga:  Paslon Retro Menang Telak Di Pilwalkot Bekasi

“Januari sampai Febuari tingkat kunjungan hotel sudah biasa turun,” ujarnya. 

Ia menuturkan, selain mengandalkan dari wisatawan, selama ini hotel-hotel Lembang juga mengandalkan agenda dari perusahaan dan pemerintahan untuk mendapatkan profit. 

“Perusahaan, pemerintah, wisatawan pada awal tahun ini, nyaris tidak ada yang check in di hotel. Untuk perusahaan biasanya pertengahan tahun mereka sudah mulai banyak menggelar meeting. Sementara untuk kegiatan pemerintah itu karena anggaran belum turun,” ungkapnya.

Berbeda jika memasuki hari libur seperti lebaran, natal dan tahun baru sejumlah hotel di Lembang kerap mengalami kenaikan okupansi hingga 100 persen. Kendati awal tahun tidak ada momentum hari libur panjang, sehingga kunjungan wisatawan menurun. 

Baca Juga:  Tiga Panduan Aman Malam Takbiran Saat Pandemi Covid-19

“Dan ini sudah agenda tahunan. Banyak tamu hotel berasal dari daerah luar Bandung. Seperti Jakarta, Bogor, Bekasi, Tangerang, dan Banten. Mereka menghabiskan waktu bersama keluarganya di kawasan wisata Lembang,” terangnya.

Faktor lain yang menyebabkan okupansi hotel menurun diantaranya persaingan ketat diantara hotel dan penginapan se-wilayah Bandung raya dengan total penginapan diperkirakan mencapai 10.000 unit. 

Baca Juga:  Kapolres Cianjur Buka Suara Soal Aksi Premanisme dan Pungli

Tak heran bila okupansi hotel menurun, hingga berpengaruh terhadap pembayaran pajak. Terlebih masih ada pengusaha yang tidak terbuka dalam melaporkan nilai setiap transaksi yang dilakukan.

Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restaurant Indonesia (PHRI) KBB, jumlah hotel/restoran di KBB terdapat 308 hotel. Sementara, hotel dan restoran yang tergabung di PHRI sebanyak 52 hotel/restoran. (Afr)

Jabarnews | Berita Jawa Barat